Taḳōyul & Ḳurōfat
Adalah "taḳōyul" sesuatu yang diyakini padahal aslinya tiada asal-usulnya alias hanya imajinasi belaka. Adapun "ḳurōfat" ialah cerita-cerita dusta dari orang-orang terdahulu yang diyakini oleh manusia setelahnya.
❔ Kenapa saya menulis tentang ini?
Karena momentum "Tahun Baru China" (Imlek) ini sarat dengan taḳōyul dan ḳurōfat yang tanpa disadari diyakini pula oleh sebagian masyarakat Muslim di Nusantara sepertinya misalnya: membersihkan rumah, menghindari pakaian warna hitam atau putih, menghindari makan bubur, dan tidak bercukur… bahkan sebagian ada yang percaya bahwa malam Imlek itu harus hujan.
☠ Sungguh semua taḳōyul dan ḳurōfat itu adalah KESYIRIKAN…!
📌 Kata Baginda Nabī ﷺ di dalam sabdanya:
اَلطِّيَرَةُ شِرْكٌ ، اَلطِّيَرَةُ شِرْكٌ ، اَلطِّيَرَةُ شِرْكٌ ، وَمَا مِنَّا إِلاَّ ، وَلَكِنَّ اللهَ يُذْهِبُهُ بِالتَّوَكُّلِ
(arti) _“ Ṭiyaroh itu keṡirikan, ṭiyaroh itu keṡirikan, ṭiyaroh itu keṡirikan, dan setiap orang pasti (pernah terlintas dalam hatinya sesuatu dari hal ini). Hanya saja Allōh menghilangkannya dengan tawakkal kepada-Nya.”_ [HR al-Buḳōriyy, Adabul-Mufrod no 909; Abū Dāwūd no 3910; at-Tirmiżiyy no 1614; Ibnu Mājah no 3538; Aḥmad no 3504, 3957, 3978].
Di dalam ḥadīṫ mulia yang lain, mengurungkan niyat karena ṭiyaroh itu adalah keṡirikan.
📌 Kata Baginda Nabī ﷺ di dalam sabdanya:
مَنْ رَدَّتْهُ الطِّيَرَةُ مِنْ حَاجَةٍ فَقَدْ أَشْرَكَ
(arti) _“Siapa saja yang mengurungkan niyatnya karena ṭiyaroh, maka ia telah berbuat keṡirikan.”_ [HR Aḥmad no 7025 ~ dishohīhkan oleh Muhammad Nāshiruddīn al-Albāniyy, Silsilatul-Ahādīṫ aṣ-Ṣoḥīḥah no 1065].
🔥 Taḳōyul dan ḳurōfat itu adalah keṡirikan karena meyakini adanya kesialan (muḍorot) apabila melihat tanda-tanda atau melakukan perbuatan tertentu.
Sebab seseorang yang meyakini taḳōyul dan ḳurōfat akhirnya dalam hidupnya menjadikan begitu banyak aturan yang diyakini sebagai agamanya, yang mana ini sama saja membuat Ṡarīàt.
📌 Allōh ﷻ di dalam firman-Nya jelas melarang yang demikian:
أَمْ لَهُمْ شُرَكَاءُ شَرَعُوا لَهُمْ مِنَ الدِّينِ مَا لَمْ يَأْذَنْ بِهِ اللَّهُ
(arti) _“Apakah mereka mempunyai sesembahan-sesembahan selain dari Allōh yang menṡarīàtkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan oleh Allōh?”_ [QS as-Syuàrō’ (26) ayat 21].
Demikian, semoga dapat dipahami,
Kita berdo'a:
اَللَّهُمَّ لاَ خَيْرَ إِلاَّ خَيْرُكَ وَلاَ طَيْرَ إِلاَّ طَيْرُكَ وَلاَ إِلَهَ غَيْرُكَ
{allōhumma lā ḳoiro illā ḳoiruka wa lā ṭoiro illā ṭoiruka wa lā ilaha ġoiruka}
(arti) _“Wahai Allōh, tiada kebaikan kecuali hanya kebaikan dari-Mu, tiadalah burung itu melainkan hanya maḳlūq-Mu, dan tiada sesembahan yang berhak diìbādahi dengan benar kecuali hanya Engkau.”_
Komentar
Posting Komentar