Liever Turk Dan Paus

Gambar terlampir adalah medali yang dipakai oleh kaum revolusioner Belanda pada masa Abad XVI. Pada medali itu tertulis slogan: "Liever Turk Dan Paus" (arti: lebih baik Türkiye ketimbang Paus), atau "Liever Turksch Dan Paaps" (arti: lebih baik orang-orang Türkiye ketimbang pengikutnya Paus).


❓ Apa maksudnya?

Jadi pada Abad XVI Belanda adalah jajahan dari Spanyol (pada masa itu adalah "negara superpower" di Dunia) yang dipimpin oleh Raja Philip II (Felipe el Prudente). Adapun pemimpin bangsa Belanda ketika itu, Willem van Oranje de Zwijger, ingin negerinya merdeka dari Spanyol.

William adalah "Stadtholder" yang memerintah Belanda atas nama Raja Philip II, akan tetapi William tak puas karena sentralisasi kekuasaan oleh Philip II. Namun yang paling menyesakkan bagi William adalah pertentangan moral dalam dirinya karena ia harus melaksanaan UU Persekusi terhadap orang-orang Belanda yang beragama Protestan oleh Kerajaan Spanyol yang Katholik – atau yang dikenal dengan nama: "Tribunal del Santo Oficio de la Inquisición" (Spanish Inquisition) – sementara William sendiri diam-diam beragama Protestan.

Sebenarnya, William dan rakyat Belanda itu cukup setia kepada Kerajaan Spanyol, yang terbukti dari lirik lagu kebangsaan mereka "Wilhelmus van Nassouwe" di mana lirik pada bait pertamanya menyatakan:

"Wilhelmus van Nassouwe
Ben ick van Duytschen bloet
Den Vaderlant getrouwe
Blyf ick tot in den doet:
Een Prince van Oraengien
Ben ick vrij onverveert,
Den Coninck van Hispaengien
Heb ick altijt gheeert."

Yang kira-kira artinya:

"William dari Nassau
Darah Jerman dan garis keturunan kuno
Saya mendedikasikan kesetiaan abadi untuk tanah saya ini
Saya seorang pangeran yang tak gentar
Dari Oranje, selamanya bebas
Untuk Raja Spanyol saya telah diberikan
Sebuah kesetiaan seumur hidup."

William berkali-kali memohon kepada Philip II agar mengurangi aksi persekusi terhadap kaum Protestan Belanda dan merelaksasi penerapan UU Persekusi, namun sama sekali tak diacuhkan oleh Philip II. Kekejaman kaum Katholik dengan Spanish Inquisition terus berlangsung, sehingga akhirnya William pun memutuskan untuk merdeka dari Spanyol.

William cari akal… Spanyol itu sangat kuat, sehingga harus meminta bantuan kepada superpower Dunia lain untuk melawannya. Saking putus asanya William, taktik "the enemy of my enemy is my friend" pun dipakai, dan tentunya "my friend" itu tak lain adalah Daulah Ùṫmāniyyah.

Kebetulan setelah peristiwa "Beeldenstorm" pada bulan Oktober 1566, Joseph Nasi, seorang Yahūdi Sephardic (dari semenanjung Iberia, teman dari William, yang berasal dari Antwerpen), melarikan diri dari Spanish Inquisition dan pergi ke wilayah Daulah Ùṫmāniyyah. Joseph Nasi lalu bekerja untuk Sultan Süleyman I.

Pada tahun 1569, William mengirim utusan rahasia kepada Joseph Nasi untuk me-lobby Daulah Ùṫmāniyyah agar mendukung pemberontakan Belanda melawan "musuh bersama" mereka, yaitu: Spanyol, sekaligus juga meminta bantuan persenjataan & keuangan.

Diduga sebagai tanggapan atas permintaan William, Sultan Selim II mengirim armada angkatan lautnya menyerang Spanyol di Tunisia pada Oktober tahun 1574. 

Jadi pada tahun 1574, Sultan Selim II mengirim seorang agen khusus untuk menjalin komunikasi intensif dengan Belanda dan kaum Moriscos di Spanyol, dan para privateer di Aljazair. Kemudian pada Oktober 1574 Belanda menyerang Spanyol di Leiden. Uniknya, para prajurit Belanda mengenakan medali "Bulan Sabit" dan mengibarkan bendera Daulah Ùṫmāniyyah di kapal-kapal mereka. Tujuannya tak lain adalah untuk menakut-nakuti orang Spanyol agar mereka mengira bahwa orang-orang Türkiye telah datang dari arah Utara. Pada saat yang sama, Sultan Selim II juga menyerang Tunisia, sehingga hal membuat Philip II jadi panik karena ia mengira telah terjadi perang di dua front.

Kolaborasi ini sukses berat karena kedua pertempuran itu berhasil dimenangkan.

Kebencian orang Belanda dan harapan mereka terhadap Daulah Ùṫmāniyyah itu sangatlah besar, sampai-sampai bagi orang Belanda adalah lebih baik hidup di bawah Daulah Ùṫmāniyyah yang Muslim ketimbang dijajah oleh Spanyol yang Katholik. 

❓ Kenapa sampai begitu?

Itu tak lain karena TOLERANSI beragama Daulah Ùṫmāniyyah adalah jauh lebih baik dibandingkan dengan negara-negara Eropa yang beragama Katholik. Terbukti orang-orang Yahūdi Sephardic yang melarikan diri dari Semenanjung Iberia bisa aman hidup dan bahkan makmur di bawah Daulah Ùṫmāniyyah.

Sebenarnya slogan orang Belanda itu tak aneh, karena orang Yunani juga punya semboyan yang kurang lebih serupa, yaitu: "kreittóterón estin eidénai en mési tí Pólei fakiólion vasilevon Toúrkon, í kalýptran latinikín" – yang artinya: "lebih baik melihat sorban orang Türkiye di tengah kota daripada (dewa) Latin Mitre". Orang Yunani benci kepada orang Katholik Roma karena Gereja Katholik Roma sangat menekan Gereja Orthodox Timur.

Demikian sejumput kisah hubungan antara Belanda dengan Daulah Ùṫmāniyyah. Jadi kalau orang-orang Naṣrōnī Eropa, khususnya Belanda, nekad mengatakan bahwa Islām & kaum Muslimīn tak ada hubungannya dengan mereka, maka itu suatu kedustaan yang besar…!

Semoga bermanfaat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rules of Engagement

Selektif Dalam Mencari Guru – Sebuah Tinjauan

Sutroh