Firàun Mengīmāni Allōh di Atas Langit?

Terus terang saya tercengang heran dengan pemahaman oknum ini lah…

🔗 TKP: https://youtu.be/nKyI3zah1Ts

Oknum ini bermaksud menerangkan firman Allōh ﷻ‎ tentang kisah Firàun yang memerintahkan Hāmān untuk membangun menara di QS Ġōfir / Mu’min (40) ayat 36-37:

وَقَالَ فِرْعَوْنُ يَا هَامَانُ ابْنِ لِي صَرْحًا لَّعَلِّي أَبْلُغُ الْأَسْبَابَ ۝‎ أَسْبَابَ السَّمَاوَاتِ فَأَطَّلِعَ إِلَىٰ إِلَٰهِ مُوسَىٰ …

(arti) _“Dan berkatalah (Firàun): "Wahai Hāmān, buatkanlah bagiku sebuah bangunan yang tinggi supaya aku sampai ke pintu-pintu, (yaitu) pintu-pintu Langit, supaya aku dapat melihat robb-nya Mūsā…”_

☠️ Menurut oknum itu, Firàun mengakui bahwa robb-nya Mūsā, yaitu Allōh ﷻ‎, ada atas di Langit.

Naȕżubillāhi min żālika wa nastaġfiruka wa natubu ilaika…

‼️ Ini benar-benar penafsiran yang KELIRU atas ayat suci tersebut…!

Bagaimana tidak…?

Firàun itu justru menentang keyakinan (dan apa yang dida‘wahkan oleh) Nabī Mūsā عليه السلام tersebut, terbukti pada lanjutan ayat suci itu Allōh ﷻ‎ justru menerangkan bahwa Firàun mengatakan:

وَإِنِّي لَأَظُنُّهُ كَاذِبًا

(arti) _“…dan sungguh-sungguh aku menganggapnya (Mūsā) adalah seorang pendusta.”

Kenapa Firàun menganggap Nabī Mūsā seorang pendusta?

Karena Firàun memproklamirkan dirinya adalah "tuhan".

Di dalam firman-Nya pada QS al-Qoṣoṣ (28) ayat 38 Allōh ﷻ‎ mengisahkan bahwa:

وَقَالَ فِرْعَوْنُ يَا أَيُّهَا الْمَلَأُ مَا عَلِمْتُ لَكُم مِّنْ إِلَٰهٍ غَيْرِي فَأَوْقِدْ لِي يَا هَامَانُ عَلَى الطِّينِ فَاجْعَل لِّي صَرْحًا لَّعَلِّي أَطَّلِعُ إِلَىٰ إِلَٰهِ مُوسَىٰ وَإِنِّي لَأَظُنُّهُ مِنَ الْكَاذِبِينَ

(arti) _“Dan Firàun berkata: "Wahai pembesar kaumku, saya tidak mengetahui ada tuhan bagi kalian selain dari saya. Maka wahai Hāmān, bakarlah untuk saya tanah liat, kemudian buatkanlah untuk saya (dengannya) bangunan yang tinggi supaya saya dapat naik untuk melihat tuhannya Mūsā, dan sungguh-sungguh saya benar-benar meyakini bahwa dia termasuk dari para pendusta!"”_

Jadi Firàun karena menganggap dirinya tuhan, bahkan "tuhan yang paling tinggi", sebagaimana yang Allōh ﷻ‎ kisahkan di dalam firman-Nya pada QS an-Nāziȁt (79) ayat 24, bahwa Firàun berkata:

أَنَا رَبُّكُمُ الْأَعْلَىٰ

(arti) _“Sayalah tuhanmu yang paling tinggi!”

⚠️ Maka Firàun memerintahkan Hāmān membangun bangunan yang tinggi itu untuk melihat mana tuhannya Musa. Bukan karena ia meyakini Allōh ﷻ‎ ada di atas Langit. Tidak! Justru Firàun malahan menentang apa yang dida‘wahkan Nabī Mūsā itu.

Membangun bangunan tinggi itu justru bentuk dari olok-oloknya Firàun kepada da‘wahnya Nabī Mūsā, dan hal semisal ini kemudian dilakukan lagi oleh pemimpin Uni Soviet, Nikita Khrushchev, di depan anggota Partai Komunis Uni Soviet dan anggota Komsomol (Komunis Muda) dengan mengatakan: "Kenapa kalian masih percaya sama Tuhan? Ini (Yuri) Gagarin telah terbang ke antariksa, dan dia tak menemukan Tuhan."

Jadi memang pemimpin-pemimpin Kuffār itu senang mengolok-olok Robbul-Ȁlamīn, Robbus-Samāwāti wal-Arḍi. Dulu lebih 2½ milenia lalu Firàun mengolok-olok dengan membuat menara untuk melihat Tuhan, maka sekian puluh tahun lalu Khrushchev mengolok-olok dengan mengatakan Yuri Gagarin (kosmonaut Soviet, manusia pertama yang pergi ke antariksa) juga tidak melihat Tuhan.

Membantah kelakuan olok-olok itu, dalam firman-Nya pada QS Ġōfir / Mu’min (40) ayat 37, Allōh ﷻ‎ mengatakan:

وَكَذَٰلِكَ زُيِّنَ لِفِرْعَوْنَ سُوءُ عَمَلِهِ وَصُدَّ عَنِ السَّبِيلِ وَمَا كَيْدُ فِرْعَوْنَ إِلَّا فِي تَبَابٍ

(arti) _“Demikianlah dijadikan Firàun memandang baik perbuatannya yang buruk itu, dan dia dihalangi dari jalan (yang benar). Dan makar Firàun itu tidak lain hanyalah membawa kerugian.”_

Demikian, semoga dapat dipahami bahwa àqīdah Allōh ﷻ‎ ada di atas Langit bukanlah apa yang betul-betul diīmāni oleh Firàun, walau sebenarnya dalam hati kecilnya ia tahu akan hal itu.

هدانا الله وإياكم أجمعين

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rules of Engagement

Selektif Dalam Mencari Guru – Sebuah Tinjauan

Sutroh