Yahūdi Isra-Hell Memang Pengkhianat



Baru saja Kolonial Yahūdi Isra-Hell secara sepihak menyatakan gencatan senjata tanpa syarat (unconditional cessation of hostilities) yang diumumkan oleh si Setanyahoo, mereka sudah melanggarnya dengan menembaki lagi jamā‘ah Sholāt Jum‘at di al-Aqshō…!

Lagi-lagi mereka khianat…

Heran?

Oh tidak perlu diherankan sama sekali, karena memang Yahūdi Bani Isrō-īl itu adalah para pengkhianat. Sejarah yang menyatakan begitu, bukan saya.

"Isrō-īl" itu adalah nama lain dari Nabī Ya‘qūb عليه السلام yang diberikan oleh Allōh ﷻ‎ (karena Beliau suka perjalanan di waktu malam). Jadi Banī Isrō-īl itu artinya adalah "anak-anaknya Israel", mereka menisbatkan diri sebagai "children of Israel". Namun sudah dimulai dari semenjak anak-anaknya Nabī Ya‘qūb sendiri mereka mengkhianati bapaknya, Isrō-īl…!

Iya, bukankah adalah kakak-kakaknya Nabī Yūsuf عليه السلام yang membuang Nabī Yūsuf ke dalam sumur yang lalu ditemukan oleh kafilah pedagang dan mereka membawanya ke Mesir lalu Beliau dijual sebagai budak kepada salah satu menteri di Mesir? Sementara kakak-kakak Nabī Yūsuf itu berdusta kepada Nabī Ya‘qūb tentang hilangnya Nabī Yūsuf dengan mengatakan bahwa Nabī Yūsuf diterkam oleh kawanan serigala dan dibawa untuk dimangsa. Akibatnya, Nabī Ya‘qūb sangat sedih sampai-sampai buta matanya akibat kesedihannya itu.

Begitu juga sama Nabī Mūsā عليه الصلاة و السلام, Nabī Besar kaum Muslimīn dari Banī Isrō-īl, mereka pun tak kalah banyak pengkhianatannya, sampai-sampai Baginda Nabī Muhammad ﷺ menyebutkankan bahwa Nabī Mūsā itu adalah Nabiyullōh yang amat sangat sabar…

Mari kita list pengkhianatan Banī Isrō-īl kepada Nabī Mūsā عليه الصلاة و السلام:
⒜. Seorang laki-laki dari Bani Isrō-īl yang sedang berkelahi dengan orang Mesir, kemudian ia ditolong oleh Nabī Mūsā عليه الصلاة و السلام sampai Nabī Mūsā secara tak sengaja memukul orang Mesir itu hingga tewas. Bukannya berterima kasih, eh si Banī Isrō-īl itu malahan mengadukan bahwa Nabī Mūsā lah yang membunuh orang Mesir sehingga Nabī Mūsā malah yang dikejar-kejar pasukan keamanan Fir‘aun sehingga Beliau harus lari ke negeri Kan‘an.
⒝. Ketika Nabī Mūsā عليه الصلاة و السلام meninggalkan mereka selama 40 hari untuk bertemu Allōh ﷻ di bukit Thursina (menerima Tawrōt), Banī Isrō-īl yang tadinya muslim malahan murtad dan kāfir dengan membuat sesembahan berupa patung anak sapi dari emas (sebagaimana yang disarankan oleh Samiri).
⒞. Ketika mereka dalam perjalanan ke al-Quds, mereka kepanasan dan kelaparan. Maka Allōh ﷻ naungi mereka dengan awan, dan Allōh turunkan Manna dan Salwa (burung-burung dari Langit) sebagai makanan mereka. Bukannya malah bersyukur, eh Bani Isrō-īl itu malahan sotoy meminta supaya yang diturunkan dari Langit adalah: sayur-sayuran, ketimun, bawang merah dan putih, kacang adas.
⒟. Dan terakhir ketika Nabī Mūsā عليه الصلاة و السلام meminta mereka untuk berjihād tempur merebut al-Quds, eh malahan mereka mengatakan: "Kamu saja, wahai Mūsā, berdua dengan Allōh yang berjihād. Kami duduk saja di sini menunggu hasil kemenanganmu!" – dan akibatnya, Nabī Mūsā kecewa dan marah besar, dan Beliau pun memisahkan diri dari kaumnya. Kemudian Allōh ﷻ wafatkan Nabī Mūsā, dan Bani Isrō-īl itu dihukum dengan terlunta-lunta penuh kesusahan selama 40 tahun di sekitar al-Quds (tak bisa masuk).

Kata Baginda Nabī ﷺ, Banī Isrō-īl itu selalu dipimpin oleh para Nabiyullōh, kalau satu Nabiyullōh wafat, maka segera Allōh gantikan dengan yang lain. Namun pengkhianatan mereka kepada para Nabiyullōh itu tak terhitung banyaknya, antara lain seperti:
⒜. Ketika Nabī Yusyā’ ibn Nūn عليه السلام (murid Nabī Mūsā yang menggantikan Beliau) memimpin Banī Isrō-īl menaklukkan al-Quds, lalu Allōh ﷻ memerintahkan mereka untuk memasuki al-Quds dengan merendahkan diri dengan mengucapkan puja-puji syukur kepada Allōh ﷻ. Namun mereka malahan (dalam salah satu riwayat) memasuki al-Quds dalam keadaan ngesot mundur dengan kepala mendongak ke atas menyombongkan diri.
⒝. Mereka membunuhi begitu banyak Nabiyullōh tanpa haq (disebut beberapa kali dalam al-Qur-ān… memangnya ada ya "alasan yang haq" untuk membunuh Nabiyullōh???), seperti Nabī Yahyā, Nabī Zakariyyā, dan mencoba membunuh Nabī ‘Īsā عليه الصلاة و السلام namun Allōh ﷻ‎ gagalkan makar keji mereka.

Begitu kurang ajarnya pelanggaran dan pengkhianatan oleh Banī Isrō-īl itu, sampai-sampai salah satu hukumannya oleh Allōh ﷻ adalah sebahagian dari mereka diubah wujudnya menjadi kera dan babi, lalu mati dalam keadaan berwujud kera dan babi. Namun kera dan babi yang berasal Banī Isrō-īl itu tidak ada yang berketurunan kera dan babi juga.

Adapun junjungan kita, Baginda Nabī Muhammad ﷺ, juga pernah merasakan pengkhianatan dari Yahūdi Banī Isrō-īl tersebut, yaitu dengan Banī Nadhir dan Banī Qoynuqo’.

⚠️ Jadi tak perlu heran ya melihat kelakuan khianat Kolonial Yahūdi Zionist itu? Karena shifat khianat itu memang ada di dalam DNA Bani Isrō-il itu.

❗ Maka ada ataupun tidak ada Mujahiddīn Filisthin (Hamās), mereka tetap saja akan membantai kaum Muslimīn Filisthin.

☠ Adalah omong kosong yang begitu kurang ajar lagi nista dari para Neo Murji-ah Pendaku Salafiy itu menyalah-nyalahkan Hamās atas kejahatan Kolonial Yahūdi Zionist. Sebab cita-cita Yahūdi Zionist itu adalah membuat Negara Isra-Hell Raya (sesuai The Protocol of Elders of Zion), dan ultimately, mereka sedang menunggu kedatangan Messias mereka, yaitu al-Masīh ad-Dajjāl.

Demikian, semoga dapat dipahami.

#IsraelBinasa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rules of Engagement

Selektif Dalam Mencari Guru – Sebuah Tinjauan

Sutroh