Playing God



Sekitar tahun 2018-2019, Pemerintah Federal Australia menyatakan perang terhadap kucing liar, karena menganggap kucing liar (feral cat) sudah menjadi hama dan sangat berbahaya bagi kehidupan satwa liar asli Australia.

Apa itu kucing liar (feral cat)?

Sebenarnya kucing liar itu adalah keturunan kucing peliharaan yang lepas dan menjadi liar. Seperti diketahui, sama juga seperti kelinci, aslinya tidak ada kucing di Australia. Kucing baru ada di Australia dibawa oleh para kolonis Inggris yang datang ke Australia di Abad XVII. Serta sebagaimana juga kelinci yang akhirnya menjadi hama, maka kucing juga menjadi hama dan dilaporkan "bertanggung-jawab" terhadap punahnya sekira 20 spesies mamalia asli Australia.

Akhirnya, karena dianggap hama, maka Pemerintah Federal Australia memutuskan bahwa kucing liar harus dimusnahkan, dan menganggarkan budget jutaan AUD untuk tujuan tersebut! Targetnya setidaknya 2 juta ekor kucing liar harus dimusnahkan. Saking nafsunya orang Aussie ini memusnahkan kucing, Pemerintah Negara Bagian Queensland sampai menawarkan harga AUD 10 per kepala kucing liar!

Subhānallōh…

Namun, selalu ketika manusia sok-sok menjadi tuhan, maka terjadilah hal buruk…

Tetiba Australia diserang oleh hama tikus, berpuluh juta ekor tikus menyerang kota-kota di Australia! Well, it doesn't take a genius to read between the lines. You exterminate cats, mice number will definitely soar. Anak TK juga paham.

Oya, jenis tikus yang menjadi hama dan menyerang kota-kota di Australia itu juga bukan native ya? Sebab tikus hitam, tikus coklat, dan tikus rumahan itu aslinya adalah tidak sengaja dibawa ke Australia oleh kolonis Inggris juga di Abad XVII ketika mereka datang ke Australia.

BTW, Australia itu bukan cuma punya masalah dengan kucing dan tikus, serta kelinci ya? Tapi di sana ada populasi babi liar (feral pig) terbesar di Dunia (sekitar 24 juta ekor!). Well, as you may have guessed, lagi-lagi babi liar itu juga bukan binatang asli Australia, karena ia aslinya turunan babi peliharaan yang dibawa oleh kolonis Inggris yang datang di Abad XVII.

Juga ada populasi unta liar (feral camel) terbesar di Dunia (sekitar 600ribu ekor di tahun 2013). Lagi-lagi unta liar (feral camel) juga bukan binatang asli Australia, karena ia dibawa oleh Pemerintah Kolonial Inggris di Abad XIX dari Afghanistan dan India untuk tujuan alat transportasi di gurun-gurun Australia yang sangat luas. Tetapi begitu jalur kereta api dibangun dan mobil berkembang, maka unta tersebut dilepaskan begitu saja ke alam liar dengan harapan mati. Eh ternyata malah berkembang biak menjadi sangat besar populasinya, dan lagi-lagi dianggap hama dan merusak lingkungan maka pada 2013 Pemerintah Federal Australia sampai menganggarkan jutaan AUD untuk memusnahkan separuh dari 600ribu unta liar itu.

Entah apa akibatnya melakukan pemusnahan massal unta itu, saya belum baca… namun yang jelas, setiap kali manusia "Playing God", it did not end well.

Sependek ingatan saya sebagai penonton Discovery Channel, BBC Earth, National Geographic, NatGeo, Animal Planet, ada beberapa kejadian semisal, yaitu:

☠️ Pada tahun 1952, seorang dokter di Prancis melepaskan virus penyakit pendarahan (viral hemorrhagic disease) pada kelinci untuk membasmi kelinci-kelinci liar di kebunnya. Akibatnya, 95% populasi kelinci liar di Prancis habis… dan itu hampir menyebabkan kepunahan Iberian Lynx (spesies kucing besar di semenanjung Iberia) dan binatang lainnya yang makanannya adalah kelinci liar.

☠️ Mao Ze-Dong di Dekade 50an ingin meningkatkan produksi dari sawah (padi) di Negara Komunis RRC, dan burung gereja (sparrow) dianggap sebagai hama yang memakan padi. Maka burung-burung gereja pun diburu, diganggu, dan dibunuh. Akibatnya, panen malahan gagal karena ulat dan serangga, yang predator alaminya adalah burung gereja, jadi merajalela!

☠️ Di Dekade 80an populasi gajah di Afrika Selatan dipandang sudah berlebihan, maka mereka pun melakukan pengendalian populasi dengan membunuhi gajah-gajah tua. Awalnya kelihatannya berhasil, tetapi belakangan muncul fenomena ada gajah-gajah muda yang tetiba mengamuk for no obvious reason. Tahu dong kalau gajah mengamuk bagaimana? Bahkan badak, singa, jerapah, semua disikat habis! Selidik punya selidik, ternyata gajah itu adalah binatang sosial yang punya hubungan sosial yang complex. Intinya, gajah muda itu dididik oleh gajah tua agar menjadi "gajah yang baik". Nah ketika gajah-gajah tua dibunuhi, maka gajah-gajah muda tidak ada lagi yang mengajari how to behave. Maka terjadilah apa yang terjadi.

Demikian sedikit cerita ketika manusia coba-coba jadi tuhan dengan membunuhi makhluq hidup dalam skala besar (culling) atas nama "population control" untuk menjaga keseimbangan Alam.

Semoga kita semua dapat mengambil pelajaran.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rules of Engagement

Selektif Dalam Mencari Guru – Sebuah Tinjauan

Sutroh