The Power of Social Media

Masih meragukan bahwa Social Media (SocMed) ini adalah "medan jihâd" di Information Age ini?

Lihatlah betapa di minggu yang lalu siapa sih yang kenal dengan pemuda berusia 18 tahun dari NTB yang bernama Lalu Muhammad Zohri? Bahkan ketika dia pergi bertanding di Finland saja, tidak ada yang ngeh karena semua sibuk Piala Dunia di Russia.

Lalu Muhammad Zohri setelah menjuarai Kejuaraan Dunia U-20 untuk lomba lari 100 meter mendapat rezeki yang luar biasa sampai dihadiahi ‘umroh oleh UAH dan Pak Azzam Mujahid, juga oleh donatur yang lainnya.

Atau tentang kasus plakat "Kantor Polisi Bersama" di Ketapang, maka oknum Kapolres-nya sudah dicopot dan dimutasi untuk diperiksa – link berita: http://bit.ly/2uhojzs

Begitu juga kasus oknum Polisi yang memukuli perempuan yang tertuduh pencuri, maka oknumnya juga sudah dicopot dan dimutasi untuk diperiksa – link berita: http://bit.ly/2uj7TGJ

Semua karena apa?

Karena beritanya viral di SocMed.

Bahkan, jangan pernah lupakan kasus penistaan al-Qur-ân oleh a Hog yang diviralkan oleh Pak Buni Yani di SocMed. Kasus yang membawa kepada Aksi Bela Islâm dan berujung kepada terpilihnya Gubernur Muslim di DKI Jakarta.

Jadi, tidak bisa dinafikan bahwa SocMed ini adalah "Medan Jihâd" bagi Ummat Islâm pada saat ini.

Lebih dari 1.400 tahun lalu, junjungan kita, Baginda Nabî صلى الله عليه و سلم, telah mewanti-wanti ummatnya untuk berjihâd dengan harta, dengan jiwa, dan dengan lisan (tentunya dengan tulisan) kita.

📌 Kata Baginda Nabî صلى الله عليه و سلم:

جَاهِدُوا الْمُشْرِكِينَ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ وَأَلْسِنَتِكُمْ

(arti) _“Berjihâdlah kalian melawan orang-orang musyrik dengan harta benda kalian, dengan jiwa kalian, dan dengan lisan kalian.”_ [HR Abû Dâwud no 2504; an-Nasâ-î no 3096; Ahmad no 11798, 12097, 13146; ad-Dârimî no 2475].

❗ Perhatikan, Baginda Nabî jelas-jelas mengatakan "wal-sinatikum" – dengan lisan kalian.

⚠ Jadi, adalah suatu keharusan berjihâd dengan lisan itu.

Bahkan seutama-utama jihâd adalah mengatakan kebenaran di hadapan penguasa yang lalim…!

📌 Kata Baginda Nabî صلى الله عليه و سلم:

أَفْضَلُ الْجِهَادِ كَلِمَةُ عَدْلٍ عِنْدَ سُلْطَانٍ جَائِرٍ

(arti) _“Jihâd yang paling utama adalah mengatakan kebenaran di hadapan penguasa yang bengis.”_ [HR Abû Dâwud no 4344; at-Tirmidzî no 2174; Ibnu Mâjah no 4011].

☠ Namun perlu diingat bahwa jangan pernah menyebar berita dusta / bohong.

🔥 Sebab selain hal itu menghilangkan kredibilitas di mata manusia, menyebarkan berita dusta itu diancam dengan adzab kubur yang sangat mengerikan, yaitu mulut pelakunya dicabik dengan kait besi dari sebelah sisi hingga pangkal rahang, lalu dicabik lagi sisi yang satunya lagi. Namun sebelum sisi yang baru selesai dicabik, ternyata sisi yang telah dicabik sebelumnya malah sudah utuh kembali. Maka proses pencabikan itupun harus diulang lagi ke sisi yang tadi, dan begitu seterusnya berulang-ulang sampai Hari Qiyâmat…!

📌 Kata Baginda Nabî صلى الله عليه و سلم:

لَكِنِّي رَأَيْتُ اللَّيْلَةَ رَجُلَيْنِ أَتَيَانِي فَأَخَذَا بِيَدِي ، فَأَخْرَجَانِي إِلَى الأَرْضِ الْمُقَدَّسَةِ ، فَإِذَا رَجُلٌ جَالِسٌ ، وَرَجُلٌ قَائِمٌ بِيَدِهِ كَلُّوبٌ مِنْ حَدِيدٍ ـ قَالَ بَعْضُ أَصْحَابِنَا عَنْ مُوسَى إِنَّهُ ـ يُدْخِلُ ذَلِكَ الْكَلُّوبَ فِي شِدْقِهِ ، حَتَّى يَبْلُغَ قَفَاهُ ، ثُمَّ يَفْعَلُ بِشِدْقِهِ الآخَرِ مِثْلَ ذَلِكَ ، وَيَلْتَئِمُ شِدْقُهُ هَذَا ، فَيَعُودُ فَيَصْنَعُ مِثْلَهُ‏ .‏ قُلْتُ مَا هَذَا … قَالاَ نَعَمْ ، أَمَّا الَّذِي رَأَيْتَهُ يُشَقُّ شِدْقُهُ فَكَذَّابٌ يُحَدِّثُ بِالْكَذْبَةِ ، فَتُحْمَلُ عَنْهُ حَتَّى تَبْلُغَ الآفَاقَ ، فَيُصْنَعُ بِهِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ‏

(arti) _“Tetapi aku tadi malam bermimpi tentang dua orang Malâ-ikat yang mendatangiku kemudian keduanya memegang tanganku lalu membawaku ke al-Muqoddasah (negeri yang disucikan), ternyata di sana ada seorang laki-laki sedang duduk dan yang satunya lagi sedang berdiri yang di tangannya memegang sebatang besi yang ujungnya bengkok (kait) - kait besi tersebut dimasukkan ke dalam satu sisi mulut orang yang sedang duduk itu hingga menembus pangkal rahangnya. Kemudian dilakukan hal yang sama terhadap sisi mulut yang satunya lagi, sementara sisi yang tadi telah rusak ternyata telah menjadi utuh kembali, maka kemudian kait tadi dimasukkan kembali ke sisi (yang sudah utuh) itu lagi, dan begitu seterusnya berulang-ulang. Nabî bertanya: "Apa ini maksudnya?" … Kata (Malâ-ikat): "Baiklah, adapun orang yang kamu lihat mulutnya dirobek dengan kait besi itu adalah seorang pendusta dan biasa berdusta, ia menebar kedustaan hingga orang pun menyebarkan kedustaannya tersebut sampai ke Cakrawala. Jadi ia akan disiksa seperti itu hingga Hari Qiyâmat."”_ [HR al-Bukhôrî no 1386].

Jadi, berhatilah-hatilah dalam menyebar berita. Jangan sebarkan berita dusta, karena itu merugikan kita, baik di Dunia dengan ancaman kehilangan kredibilitas bahkan hukuman Pidana – di mana itulah yang diinginkan pihak lawan – maupun di Alam Kubur dan di Âkhirot dengan ancaman adzab yang sangat mengerikan.

Jika ingin menyebar berita, pastikan valid. Juga perhatikan bahwa tidak setiap berita itu layak disebar. Sebab bisa jadi menyebarkan suatu berita buruk malahan mungkin menyebabkan orang jatuh simpati karena ia adalah aib pribadi yang tak boleh diumbar.

Perhatikan nasihat dari Baginda Nabî صلى الله عليه و سلم berikut ini…

📌 Kata Baginda Nabî صلى الله عليه و سلم:

كَفَى بِالْمَرْءِ كَذِبًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ

(arti) _“Cukuplah seseorang dikatakan sebagai pendusta apabila ia menceritakan semua apa yang didengarnya.”_ [HR Muslim no 5; Abû Dâwud no 4992].

Demikian, semoga dapat dipahami…

نَسْأَلُ اللهَ الْسَلَامَةَ وَالْعَافِيَةَ

#2019PresidenBaru

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rules of Engagement

Selektif Dalam Mencari Guru – Sebuah Tinjauan

Sutroh