Merekalah aṭ-Ṭōifah al-Manṣūroh

Baginda Rosūlullōh ﷺ pernah bersabda:

يضرهم من خذلهم ولا من خالفهم ، حتى يأتيهم أمر الله وهم على ذلك

(arti) _“Senantiasa ada dari ummatku yang menegakkan perintah Allōh. Takkan dapat mencelakai mereka orang yang menghinanya dan juga orang yang menyelisihinya, hingga Allōh datangkan kepada mereka perkaranya sedangkan mereka tetap kondisi seperti itu.”_

Saya semakin yakin bahwa aṭ-Ṭōifah al-Manṣūroh di Zaman Now ini adalah Ṭōliban.

Bagaimana tidak?

Kita tahu betapa Amrik (baca: Yahūdi Zionist) sangat berusaha untuk mempariahkan Ṭōliban, bahkan dengan ẓōlimnya si kakek pikun Bindeng menyita lebih US$ 9milyar harta rakyat Afghanistan lalu dibagi-bagikannya kepada rakyat Amrik "korban" 911 (entah apalah salah rakyat Afghan terhadap 911)…

Amrik bahkan mengajak-ngajak (dan bahkan setengah menekan) negara-negara di Dunia untuk ikut-ikutan mengucilkan Ṭōliban, sehingga Wkwkwkland yang katanya pentolan Non-Block pun sampai saat ini belum membuka hubungan diplomatik dengan Ṭōliban.

Kita tahu bahwa Amrik membuat Afghan kehilangan anak-anak bangsanya yang terdidik akibat propaganda Amrik…

Namun dalam keadaan seperti itu, Ṭōliban tak membuat mereka diam menerima nasib, bahkan mereka memulai melakukan Mega Project Qosh Tepa Canal ini - link beritanya: https://wapo.st/3EaGfiO atau video: https://bit.ly/3qKHwdf


Mega Project Qosh Tepa Canal ini adalah proyek membangun sodetan ke sungai Amu Darya, di mana kanal sodetan sepanjang 185 kM dengan lebar 100 M (lebih lebar daripada California Aqueduct) akan mengambil sekira 20-30% volume sungai Amur Darya dan mengalirkannya lahan pertanian seluas 550.000 hektaAre.

Kita tahu bahwa bagian Utara Afghanistan itu adalah daerah yang sangat terdampak Global Warming karena suhu rata-rata meningkat 1,8°C dalam 70 tahun terakhir (atau dua kali rata-rata Dunia).

Hebatnya lagi, proyek senilai US$ 500juta itu mereka lakukan dengan TANPA BERUTANG.

Iya memang bukan tanpa resiko. Ada banyak resiko di situ, sebab sungai Amu Darya itu walau dia berhulunya di pegunungan Hindu Kush Afghanistan, ia juga melewati negara-negara lain semisal Uzbekistan, Turkmenistan, dan Tajikistan, lalu bermuara di laut Aral. Tentunya negara-negara itu takkan tinggal diam, apalagi ada urusan lahan perkebunan kapas yang sangat besar dengan Uzbekistan.

Maka bukan tak mungkin kita akan saksikan negara semisal Uzbekistan akan digosok-gosok oleh Amrik atau Russia untuk ribut sama Afghanistan perkara air sungai Amu Darya ini.

Semoga para Ṭōliban tetap tegak menjalankan kebenaran dan Allōh ﷻ‎ melindungi mereka.

Adapun pelajaran penting bagi kita adalah: miliki niyat yang tulus, bekerja dengan sungguh-sungguh dan benar, dan penuhi hati dengan kesabaran… adapun soal hasil itu hanyalah urusannya Allōh ﷻ.

Demikian, semoga bermanfaat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rules of Engagement

Selektif Dalam Mencari Guru – Sebuah Tinjauan

Penguasa Zhōlim Belum Tentu Cerminan Rakyat Yang Buruk