Najeeez by Benji

Alkisah, Benji seorang pemuda di negara Kerajaan Majapahit Kolonial Hindia Belanda yang tak jelas background keìlmuannya apa, tetiba menciptakan minuman yang diklaimnya sebagai "Wine Ḥalāl" dan bahkan diberikannya label sebagai jenis "Cabernet Sauvignon" lalu dinamakannya "Najeeez".


Minuman itu diklaim oleh si Benji bisa memberikan macam-macam efek positive, di mana salah satunya adalah meningkatkan "kejantanan" sampai bisa membantu memulihkan orang yang terkena penyakit degenerative. Tentu saja produk bermerek Najeeez itu langsung jadi viral, dan Benji pun dipanggil oleh beberapa podcaster dan digelari "professor" segala… walau tak jelas si Benji itu mengampu mata kuliah apa di perguruan tinggi berakreditasi bagaimana, atau di lembaga riset mana.

Benji dengan segala bualannya berusaha memasarkan minuman Najeeez-nya itu, namun tentu saja, you can't hide a skeleton in your closet while you keep opening its door? Masyarakat pun mulai curiga dan sampai diteliti macam-macam sisi produk "Wine Ḥalāl" bermerek "Najeeez" itu…

Pertama soal sertifikasi kehalalannya, ternyata produk itu tidak pernah benar-benar diteliti dengan layak di laboratorium. Keḥalālannya itu hanyalah "self proclaim" semata.

Lalu ternyata keluar hasil penelitian resmi tentang kandungan alkoholnya, di mana kandungan Ethanol di minuman Najeeez itu mencapai >8%.

Well, tak salah juga sih sebenarnya kalau minuman Najeeez itu diklaim sebagai "wine" oleh si Benji, sebab secara undang-undang "Wine Law" di Uni Eropa, memang untuk disebut sebagai wine kandungan maka alkoholnya harus setidaknya 8%.

Lucunya, si Benji tak diam dan bertaubat atas kelakuannya. Tetap saja dia membual dengan mengklaim bahwa Ethanol hasil fermentasi produknya itu tidak memabukkan karena kecap manis atau soyu Jepang pun mengandung Ethanol juga.

Hal itu semakin membuat orang yang paham ìlmu Kimia tertawa terbahak-bahak dengan bualan kegobluokannya si Benji itu.

Betapa tidak, masa Ethanol tidak memabukkan…???

Well, rasanya anak IPA SMA pun tahu kalau alkohol itu ada 3 jenis, yaitu:
⑴ Methanol – rumus kimia: CH₃OH,
⑵ Isopropanol – rumus kimia: (CH₃)₂CHOH, dan
⑶ Ethanol – rumus kimia: CH₃CH₂OH.

FYI, Methanol & Isopropanol itu kalau dikonsumsi tidak mabuk sih… tetapi "mati" alias "kaput"…!

Oya, cara produksi Methanol & Isopropanol itu juga bukan dengan fermentasi ya. Methanol itu diproduksi dengan cara biosynthesis atau gas synthesis. Sedangkan Isopropanol itu diproduksi dengan cara reaksi kimia hydration, hydrogenation, atau distilasi.

Satu-satunya alkohol yang dapat dikonsumsi itu ya: Ethanol. Ethanol diproduksi dengan cara fermentasi gula, entah itu: Glukosa, Fruktosa, Galaktosa, Sukrosa, Laktosa, Maltosa… pokoknya fermentasi gula.

Makanya yang namanya "ḳomr" itu ya kandungannya adalah "Ethanol", mau itu disebut "Tuak" di Majapahit, atau "Soju" di Korea, atau "Sake" di Jepang, atau "Vodka" di Russia, atau "Baijiu" di China, atau "Mezcal" di Mexico, atau "Whiskey" di Inggris, atau "Gin" di Belanda, atau "Cognac" di Prancis, atau "Cachaça" di Brazil, atau atau "Rakı" di Türkiye. Mau ia dibuat dari perasan anggur kah, atau dari gandum kah, atau dari beras kah, atau dari nira kah, atau dari madu kah, dari qurma kah, atau dari susu kah, atau cider kah, maka semua itu kalau difermentasi maka hasilnya ya "Ethanol". Tak ada yang mengandung Methanol atau Isopropanol kecuali hanya miras oplosan.

Lalu bagaimana dengan kecap asin yang katanya mengandung alkohol, atau obat batuk yang bahkan sampai 5%?

Well, memangnya ada gitu orang minum kecap buat mabuk-mabukan? Ada gitu orang yang minum obat batuk dengan untuk mabuk-mabukan?

Adapun wine, ya tahu sendiri lah niyat dibikinnya untuk apa?

Makanya walau "dosis" Najeeez yang dianjurkan sama si Benji itu 1 sloki, mungkin tak bikin mabuk, ya tetap saja berlalu ketentuan:

مَا أَسْكَرَ كَثِيرُهُ فَقَلِيلُهُ حَرَامٌ

(arti) _“Sesuatu yang apabila banyaknya memabukkan, maka meminum sedikitnya juga ḥarōm.”_

Demikian lintasan pemikiran pagi ini, silakan kalau mau diskusi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rules of Engagement

Selektif Dalam Mencari Guru – Sebuah Tinjauan

Penguasa Zhōlim Belum Tentu Cerminan Rakyat Yang Buruk