Da‘wah Itu Mengajak, Bukan Menyakiti
Perhatikan screenshot di bawah ini…
Status itu adalah persaksian dari seorang akhwat yang temannya (akhowat yang baru mu‘alaf 3 bulan) yang malah jadi murtad lagi karena dikata-katai "pelacur" hanya karena memakai wewangian ketika datang ke pengajian.
Kasus tersebut persis kasus yang dulu pernah saya ceritakan (di akun lama saya) tentang seorang sahabat baik saya (seorang dokter perempuan) yang baru hijroh, lalu ketika pertama kali ikut kajian GPK Kokohiyyun, ia malah dikata-katai "Syaithôn" karena jilbabnya masih "jilbab punuk onta" oleh seorang akhowat.
☠ Benar-benar suatu bukti keras betapa GPK Kokohiyyun itu sangat jauh dari akhlâq yang terbimbing dengan al-Qur-ân dan as-Sunnah…!
Iya…!
Karena jelas-jelas adalah perintah الله Subhânahu wa Ta‘âlâ untuk berda‘wah dengan hikmah, memberi contoh / pelajaran yang baik, dan membantah dengan cara yang baik pula…
📌 Kata الله Subhânahu wa Ta‘âlâ:
ادْعُ إِلِى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُم بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
(arti) _“Serulah (manusia) kepada jalan Robb-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik pula. Sungguh-sungguh Robb-mu Dia-lah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya, dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”_ [QS an-Nahl (16) ayat 125].
⇛ Jelas perintah berda‘wah itu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan membantah pun harus dengan cara yang baik pula.
Begitu pula adalah perintah Baginda Nabî صلى الله عليه و سلم bahwa berda‘wah itu harus dengan cara yang mudah dan banyak memberi kabar gembira, bukan mempersulit dan membuat orang lari dari Islâm…
📌 Kata Baginda Nabî صلى الله عليه و سلم:
يَسِّرُوا وَلاَ تُعَسِّرُوا ، وَبَشِّرُوا وَلاَ تُنَفِّرُوا
(arti) _“Permudahlah, jangan dipersulit, dan berilah kabar gembira, jangan membuat orang lari.”_ [HR al-Bukhôrî no 69, 6125; Muslim no 1734; Abû Dâwud no 4835].
⇛ Jelas bahwa berda‘wah itu adalah dengan mempermudah dan tidak boleh membuat orang lari, apalagi murtad – نَعُوْذُبِاللهِ مِنْ ذَلِكَ…!
Ingatlah bahwa Allôh itu Maha Lembut… dan Baginda Nabî صلى الله عليه و سلم pun juga berlemah-lembut kepada sesama orang-orang berîmân…
📌 Kata Baginda Nabî صلى الله عليه و سلم:
إِنَّ الرِّفْقَ لاَ يَكُونُ فِي شَىْءٍ إِلاَّ زَانَهُ وَلاَ يُنْزَعُ مِنْ شَىْءٍ إِلاَّ شَانَهُ
(arti) _“Sikap kelembutan yang ada pada sesuatu pasti akan menghiasinya, dan tidaklah ia dicabut dari sesuatu kecuali akan memperburuknya.”_ [HR al-Bukhôrî, al-Adab al-Mufrod no 469, 475; Muslim no 2594].
Adapun GPK Kokohiyyun itu, alih-alih berda‘wah, mereka malah menjauhkan orang dari Islâm. Malah jadi pembantunya Syaithôn…!
Iya, "pembantunya Syaithôn".
📌 Kata Baginda Nabî صلى الله عليه وسلم:
لَا تَكُونُوا عَوْنَ الشَّيْطَانِ عَلَى أَخِيكُمْ
(arti) _“Janganlah kalian menjadi pembantu Syaithôn untuk menjerumuskan saudara kalian!”_ [HR al-Bukhôrî no 6781; Ahmad no 3955].
❓ Sekarang pertanyaannya bagi kita, Ummat Islâm, adalah: apakah masih mau merujuk perkara agama kepada GPK Kokohiyyun itu?
▪ IQ itu given, stupid itu pilihan.
نَسْأَلُ اللهَ الْسَلَامَةَ وَالْعَافِيَةَ
Komentar
Posting Komentar