Bersalaman-jabat Tangan Setelah Salâm Dalam Sholât

Adalah salah satu perkara penting yang membuat GPK Kokohiyyun itu dibenci oleh kaum Muslimîn di Nusantara ini ketika newbie-whitebelt mereka menolak bersalaman-jabat tangan sehabis salâm dalam sholât, bahkan sampai melengos buang muka segala (atau pura-pura do'a dan tutup mata).

Asalnya adalah karena ajaran ngawur guru-guru mereka yang memang sudah cetek ‘ilmunya, cupet wawasannya, dan buruk karakternya, yang kemudian diterima oleh murid-murid yang sufahâ’ wa jahalah, di mana mereka menganggap hal tersebut adalah kebid‘ahan sementara kebid‘ahan adalah kesesatan, sedangkan kesesatan adalah di dalam Neraka.

Nah di situlah letaknya kekeliruannya. Qoidah bahwa setiap bid‘ah adalah kesesatan sedangkan kesesatan itu ada di dalam Neraka itu muthlaq benar. Karena itu al-Hadîts, dan hadîts itu bagian dari wahyu dan kenabîan.

Salahnya adalah qoidah itu tidaklah sederhana yang mereka pikirkan dan yang diajarkan oleh guru-guru mereka itu.

Pertama, bersalaman-jabat tangan sehabis salâm itu tidak ada yang menganggap itu adalah ‘ibadah.

Silakan tanya saja kepada pelakunya!

Lalu apa?

Hanya sekedar kebiasaan saja. Seperti anda biasa merutinkan mandi pagi sebelum Shubuh, atau makan siang setelah Zhuhur, atau makan gorengan ba’da ‘Ashr, atau mandi malam setelah ‘Isya’.

Lalu apakah hal-hal itu lantas jadi kebid‘ahan…???

Kedua, tak ada juga ritual ‘ibadah sholât berbentuk salaman-jabat tangan itu. Sehingga tak bisa dituduhkan hal itu sama dengan menambah-nambahi gerakan sholât.

Jadi, secara akal sehat dan fakta saja, tuduhan bersalaman-jabat tangan itu adalah bid‘ah adalah keliru.

Saya sendiri memilih untuk tidak merutinkan salam-jabat tangan selepas salâm, sehingga takkan memulai duluan. Namun jika diajukan tangan, atau dicolek, ya saya ulurkan tangan dan jabat tangannya sekaligus beri senyum ganteng.

Atau kalau mau lebih afdhol, pas anda datang ke Masjid, beri salâm dan jabat tangan orang di sekitar anda sambil keluarkan senyum ganteng / manis anda.

📌 Kata Baginda Nabî صلى الله عليه وسلم:

لاَ تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا وَلاَ تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا. أَوَلاَ أَدُلُّكُمْ عَلَى شَىْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ أَفْشُوا السَّلاَمَ بَيْنَكُمْ

(arti) _“Kalian takkan masuk Syurga hingga kalian berîmân. Kalian takkan berîmân sampai kalian saling mencintai. Maukah aku tunjukkan pada kalian suatu ‘amalan yang jika kalian melakukannya kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salâm di antara kalian.”_ [HR Muslim no 54; Abû Dâwud no 5193; at-Tirmidzî no 2688; Ibnu Mâjah no 68, 3692; Ahmad no 9332, 9788, 10027].

☠ Jadi jangan kayak GPK Kokohiyyun ya? Sudahlah datang tak mau menyapa dan tak mau beri salâm plus pasang muka dingin, eh ketika sehabis sholât diulurkan tangan malah melengos dan buang muka atau pura-pura pindah tempat. Su‘ûl adab itu namanya!

نسأل الله السلامة والعافية

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rules of Engagement

Selektif Dalam Mencari Guru – Sebuah Tinjauan

Penguasa Zhōlim Belum Tentu Cerminan Rakyat Yang Buruk