Tentang Nazar

Lagi ramai pembicaraan tentang nazar, maka perlu diingat bahwa:

⚠️ Nazar itu TIDAK membuat keinginan yang dinazarkan tersebut dijadikan kenyataan oleh Allōh dikarenakan nazar tersebut → apa yang Allōh taqdirkan tidaklah dipengaruhi oleh nazar.

📌 Kata Baginda Nabī ﷺ‎:

النَّذْرُ لاَ يُقَدِّمُ شَيْئًا وَلاَ يُؤَخِّرُهُ وَإِنَّمَا يُسْتَخْرَجُ بِهِ مِنَ الْبَخِيلِ

(arti) _“Nazar sama sekali tidak memajukan atau mengakhirkan apa yang Allōh taqdirkan. Sungguh nazar hanyalah keluar dari orang yang pelit.”_ [HR Muslim no 1639].

Di dalam riwayat yang lain…

📌 Kata Baginda Nabī ﷺ‎

إِنَّ النَّذْرَ لاَ يُقَرِّبُ مِنِ ابْنِ آدَمَ شَيْئًا لَمْ يَكُنِ اللَّهُ قَدَّرَهُ لَهُ وَلَكِنِ النَّذْرُ يُوَافِقُ الْقَدَرَ فَيُخْرَجُ بِذَلِكَ مِنَ الْبَخِيلِ مَا لَمْ يَكُنِ الْبَخِيلُ يُرِيدُ أَنْ يُخْرِجَ

(arti) _“Sungguh nazar tidaklah membuat dekat seseorang kepada apa yang tidak Allōh taqdirkan. Hasil nazar itulah yang Allōh taqdirkan. Nazar hanyalah dikeluarkan oleh orang yang pelit. Orang yang bernazar tersebut mengeluarkan harta yang sebenarnya ia tidak inginkan untuk dikeluarkan.”_ [HR al-Buḳōriyy no 6694; Muslim no 1640].

Perhatikan bahwa pada ḥadīṫ mulia di atas Baginda Nabī ﷺ‎ justru menyebutkan orang yang bernazar itu sebenarnya adalah orang yang "pelit"…!

‼️ Sebab itu, apabila kita menginginkan seuatu, maka kita harus berusahalah, kita bekerjalah sungguh-sungguh untuk itu, dan kita iringi dengan berdoa memohon kepada Allōh.

❓ Lalu bagaimana apabila telah bernazar?

❗ Maka WAJIB untuk menunaikan nazar tersebut apabila yang dinazarkan itu benar terjadi.

📌 Kata Allōh ﷻ‎ di dalam firman-Nya:

ثُمَّ لْيَقْضُوا تَفَثَهُمْ وَلْيُوفُوا نُذُورَهُمْ

(arti) _“Kemudian hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang ada pada tubuh mereka, dan hendaklah mereka menyempurnakan nazar-nazar mereka.”_ [QS al-Ḥajj ayat 29].

Kecuali pada nazar itu ada kemaksiyatan.

📌 Kata Baginda Nabī ﷺ‎:

مَنْ نَذَرَ أَنْ يُطِيعَ اللَّهَ فَلْيُطِعْهُ ، وَمَنْ نَذَرَ أَنْ يَعْصِيَهُ فَلاَ يَعْصِهِ

(arti) _“Siapa saja yang bernazar untuk taat pada Allōh, maka penuhilah nazar tersebut. Siapa saja yang bernazar untuk bermaksiyat pada Allōh, maka janganlah memaksiyati-Nya.”_ [HR al-Buḳōriyy no 6696].

Demikian, semoga bermanfaat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rules of Engagement

Selektif Dalam Mencari Guru – Sebuah Tinjauan

Sutroh