Waliyullōh Salafiyy Wahhābiyy

❓ Kenapa tampaknya seperti tidak ada so-called walī di kalangan Salafiyy Wahhābiyy?

🔵 Pertama, kalangan Salafiyy Wahhābiyy tidak ada yang ngaku-ngaku dirinya walī.

Karena jelas larangannya, yaitu:

📌 Firman Allōh ﷻ:

فَلَا تُزَكُّوا أَنفُسَكُمۡۖ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ ٱتَّقَىٰٓ

(arti) _“Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dia (Allōh)lah yang paling mengetahui tentang orang yang bertaqwa.”_ [QS an-Najm (53) ayat 32].

📌 Sabda Baginda Nabī ﷺ:

لاَ تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمُ ٱللَّـهُ أَعْلَمُ بِأَهْلِ ٱلْبِرِّ مِنْكُمْ

(arti) _“Janganlah kalian merasa diri kalian suci, Allōh lebih tahu akan orang-orang yang berbuat baik di antara kalian.”_ [HR Muslim no 2142; Abū Dāwud no 4963].

🔵 Kedua, standard kewalian di kalangan Salafiyy Wahhābiyy itu berbeda dengan standard kewalian di kalangan Ṭoriqoh Ṣūfi.

Karena Waliyullōh bagi Salafiyy Wahhābiyy itu…

❌ BUKAN oknum yang bisa mengeluarkan kesaktian à la ksatria dalam legenda Ramayana & Mahabharata yang bisa terbang, bisa jalan di atas air, bisa memanggil ribuan maḳlūq ġoib, punya senjata tombak keris panah sakti, yang tahan api - tahan hujan - tahan karat, atau bisa berada di 2 tempat sekaligus dalam waktu yang sama. Tidak begitu, karena yang begitu lebih cocok jadi jagoan di filem-filem Hollywood semisal Avengers atau Justice League, apalagi visual & sound effect-nya juga lebih keren.

❌ BUKAN oknum yang bisa menyuruh mayat orang kāfir di dalam kuburan berṡahadat, atau naik ke Sidrotul-Muntaha 70x dalam semalam, atau ḳotam al-Qur-ān 100.000x semalam, atau bisa memadamkan api Neraka, atau menyuruh pulang Malā-ikat Maut, atau Malā-ikat Jibril bertanya akan kepadanya sebelum menurunkan bencana, atau menyuruh Baginda Nabī ﷺ‎ datang kalau dipanggil terus Nabī mencium lututnya. Tidak, karena itu pelecehan terhadap àqal sehat dan bahkan penghinaan terhadap Ṡariàt yang Allōh ﷻ‎ turunkan kepada Rosūlullōh ﷺ.

❌ BUKAN oknum yang àqalnya kurang waras, yang kesehariannya hidup menggelandang, pakaian jorok lagi kumuh, bicaranya tak jelas, dan makan sembarangan. Maka tentunya TIDAK MUNGKIN oknum gangguan kejiwaan begitu dijadikan Waliyullōh bagi kalangan Salafiyy Wahhābiyy.

➡️ Karena bagi Salafiyy Wahhābiyy standardnya SANGAT JELAS, yaitu sebagaimana firman-Nya:

أَلَآ إِنَّ أَوۡلِيَآءَ ٱللَّـهِ لَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ ۝ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَكَانُواْ يَتَّقُونَ ۝ 

(arti) _“Ingatlah para walī Allōh itu, tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati. (Yaitu) Orang-orang yang berīmān dan senantiasa bertaqwa.”_ [QS Yūnus (10) ayat 62-63].

⚠️ Akan tetapi, walaupun standardnya sangat jelas, namun siapa yang bisa menilai keadaan keīmānan dan ketaqwaan seseorang…?

Adapun karomah yang paling utama itu bagi Salafiyy Wahhābiyy adalah Allōh ﷻ‎ tetapkan seorang hamba di atas agama-Nya yang lurus selama hayat dikandung badan.

Seperti:

✅ Para Mujāhiddīn fī Sabīlillāh yang terus teguh berjuang melawan keẓōliman, melawan penjajah Yahūdiyy Zionist & penjajah Naṣrōniyy Zionist, atau melawan kaum-kaum ẓōlim seperti Komunis, Rōfiḍoh, dlsb.

✅ Para ùlamā’ robbaniyy yang walau telah lama wafat tetapi peninggalannya berupa kitāb terus memberikan manfaat bagi ummat dalam meningkatkan ketaqwaan mereka kepada Allōh.

‼️ Maka itulah Waliyullōh bagi Salafiyy Wahhābiyy.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rules of Engagement

Selektif Dalam Mencari Guru – Sebuah Tinjauan

Penguasa Zhōlim Belum Tentu Cerminan Rakyat Yang Buruk