Postingan

Menampilkan postingan dari 2024

Meluruskan Persepsi Kejadian di Tanah Ṡām

Gambar
Pusing melihat permasalahan yang terjadi di Timur Tengah, khususnya di Tanah Ṡām? The truth is "me too"… namun alḥamdulillāh waṡ-ṡukrulillāh dengan berdiskusi bersama uni TD dan mpok FYR, jadi semakin tercerahkan. Berikut hasil diskusinya dibuat dalam bentuk Q & A, semoga bermanfaat. … 🅠 | Apakah koloni pemukim illegal Yahūdiyy-Zionist (Isra-Hell) berperan dalam membantu Hai-ah Taḥrīr aṡ-Ṡām (HTS) menjatuhkan rezim Baṡār al-Fasād? 🅐 | Tidak. … 🅠 | Apakah kejatuhan Baṡār menguntungkan Isra-Hell? 🅐 | Tidak. Bahkan justru Isra-Hell yang butuh rezim Baṡar untuk melemahkan Sūriyā. … 🅠 | Kalau begitu, kenapa Isra-Hell membiarkan Baṡār berkuasa? 🅐 | Strategi Isra-Hell di Sūriyā adalah membiarkan pihak-pihak yang berseteru (rezim Baṡār vs Mujāhiddīn vs faksi-faksi lainnya) sampai berdarah-darah. Semakin lama perang, maka semakin baik bagi Isra-Hell demi melemahkan Sūriyā dan sekutunya, yaitu: Poros Iran (rezim Baṡār dan Ḥizbuṡ-Ṡaiṭōn). Sebelum Baṡār jatuh, Isra-Hell pernah ...

Ketika Tong Sampah Terbuka

Gambar
Tahu kan tong sampah, yang mana biasanya tong sampah itu ada tutupnya? Adapun guna tutup tong sampah itu agar bau kotoran yang ada di dalamnya tak tersebar ke luar. Maka demikian pulan dengan mulut, posisi mulut itu asalnya adalah tertutup. Karena apabila isi hati seseorang itu busuk, maka yang keluar dari lisannya pun hanyalah kebusukan belaka. ☠️ Contohnya adalah sesengustad di screenshot ini…! Lihatlah betapa buruknya lisannya ini pada screenshot terlampir. ❌ Pertama, sesengustad itu memakai diksi "pemberontak" terhadap Mujāhiddīn. Maka secara prinsip àqīdah al-walā’ wal-barō’ apakah BERADAB oknumnya yang katanya duktuur itu memakai diksi "pemberontak" kepada Mujāhiddīn Sūriyā? Taruhlah faktanya mereka memberontak secara ḥukum manusia maupun secara istilah, akan tetapi coba pakaikan ke diri kita? Apakah kita mau kakek-kakek kita dikatakan sebagai pemberontak terhadap Belanda? Ingatlah bahwa kalau kakek-kakek kita dulu berjuang melawan penjajah kāfir Belanda yang ...

Ketika Keder Mengultimatum Untuk Taqlid

Gambar
Ternyata setelah habis segala cara untuk bisa meyakinkan untuk memilih pasangan calon 🅡🅐🅚🅤🅢, tetapi tidak bisa… Maka akhirnya keluar juga jurus andalan para keder, yaitu: "ultimatum". Iya, ultimatum…! Setelah menukil pernyataan Ḥb Muhammad RS حفظه الله تعالى dari Madīnah, maka si Keder ParTAI pun mengatakan, "Beliau sebagai ùlamā’ dan tokoh ummat sudah menunaikan kewajibannya menasihati, maka sekarang tinggal murid dan ummat, apakah masih percaya dan taat dengan Beliau atau tidak?" Allōhul-mustaȁn… Langsung teringat akan riwayat mulia tentang Ṣoḥābiyyah Barīroh رضي الله تعالى عنها dan suaminya Muġīṫ رضي الله تعالى عنه, yaitu setelah Barīroh dimerdekakan oleh Ibunda Ȁiṡah, maka otomatis hubungan pernikāhannya dengan Muġīṫ pun terputus. Muġīṫ pun mengikuti Barīroh ke mana-mana sambil menangis agar Barīroh mau kembali kepadanya, sampai-sampai Baginda Nabī ﷺ‎ mengatakan kepada al-Àbbās رضي الله تعالى عنه: يَا عَبَّاسُ أَلَا تَعْجَبُ مِنْ حُبِّ مُغِيثٍ بَرِيرَةَ وَم...

Meditasi Itu RITUAL, Bukan Pengalaman Spiritual

Saya melihat banyak Muslim yang membela-bela bahwa meditasi itu di dalam Islām ada, namanya bisa "tafakkur" atau "muḥāsabah", bahkan Nabī Muḥammad ﷺ pernah melakukannya di gua Ḥirō’, jadi meditasi bisa juga disebut sebagai i`tikāf. ❓ Seperti biasa pertanyaannya adalah, "Benarkah yang demikian?" 🔵 Pertama definisi dari "tafakkur" (تَفَكُّر) di mana kata tersebut di dalam bahasa Àrab artinya adalah: merenung, memikirkan, atau menganalisis sesuatu dengan mendalam. Praktik tafakkur sendiri dalam Islām adalah proses perenungan yang mendalam mengenai tanda-tanda kebesaran Allōh ﷻ, kehidupan, alam semesta, dan segala ciptaan-Nya, dan tentunya introspeksi diri dan memikirkan tujuan hidup ini. Kemudian definisi dari "muḥāsabah" (مُحَاسَبَة) dalam bahasa Àrab adalah: introspeksi atau evaluasi diri. Di dalam konteks Islām, muḥāsabah adalah praktik merenungkan atau menilai perbuatan dan sikap diri sendiri untuk memahami sejauh mana seseorang sudah...

Baiàt Kepada Presiden?

Gambar
Ini satu lagi contoh ngustad beràqīdah Neo Murji-ah yang mengambil muka (tamalluq) / mengangkat telur kepada penguasa… Bagaimana tidak…? Karena suasana sehabis pelantikan presiden baru, maka langsung mengeluarkan fatwa bahwa kaum Muslimīn harus membaiàt presiden. ❓ Seperti biasa, pertanyaannya adalah: "Benarkah kaum Muslimīn harus membaiàt pemimpin hanya atas dasar agamanya Islām atau dia menjadi pemimpin bagi orang-orang Muslim?" Jawaban singkat: fatwa itu adalah kekonyolan yang lahir dari kurangnya àql dan ceteknya ìlmu, sehingga menyamakan pemerintahan yang berḥukum dengan qowānīn waḍìyyah (sistem perundang-undangan buatan manusia yang tidak berlandaskan langsung pada Ṡariàt Islām) dengan pemerintahan yang berḥukum dengan Kitābullōh dan Sunnah Rosūlullōh ﷺ‎. Akibatnya si Ngustad itu salah dalam menempatkan ḥadīṫ mulia: مَنْ مَاتَ وَلَيْسَ فِي عُنُقِهِ بَيْعَةٌ مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً (arti) _“Siapa saja yang mati tanpa baiàt maka ia mati dalam keadaan Jāhiliyyah.”_ [HR ...

Tak Punya Gelar S1 Tapi Punya Gelar Doktor?

Gambar
Sebenarnya fenomena tak punya gelar S1 tapi punya gelar doktor (S3) bukanlah cerita yang baru, karena setidaknya ada 2 nama yang saya tahu benar-benar memiliki gelar doktoral (S3) walau tak punya gelar S1. 🔵 Nama pertama adalah Srinivasa Ramanujan Aiyanga (1887–1920), seorang jenius matematika asal India (yang saat itu masih jadi jajahan Inggris). Ramanujan ini sudah dikenal sebagai anak jenius di bidang matematika sejak usianya 11 tahun. Selepas SMA, Ramanujan mendapakan beasiswa di Government Arts College, Kumbakonam, namun ia begitu fokus pada bidang matematika sehingga ia mengabaikan mata pelajaran lain sehingga ia pun gagal di sebagian besar mata kuliah. Akibatnya, ia kehilangan beasiswa siswanya. Pada tahun 1905, Ramanujan mendaftar di Pachaiyappa's College di Madras, dan diterima dalam di Jurusan Matematika, namun ia lagi-lagi membuat masalah dengan memilih hanya menjawab soal ujian yang menarik baginya dan meninggalkan soal yang lain tanpa memberikan jawaban. Selain itu Ra...

Politik Kok Disangka Agama?

Gambar
Screenshot terlampir inilah bukti keras keluguan (atau kedunguan?) politik… Sesengustad dari gerombolan Neo Murji-ah PENDAKU Salafiyy itu menyangka dirinya sedang melaksanakan agama yang lurus, padahal hakikatnya dirinya dan gerombolannya hanya jadi pion politik rezim Banī Suȕd saja. 🔻 Oknum-oknum blo-on semisal itu mungkin belum lahir pada saat Mālik Faiṣol Ālu Suȕd di Dekade 1960an mengundang tokoh-tokoh Iḳwānul-Muslimīn (IM) dari al-Azhar, Mesir untuk mengajar di Àrab Suȕdiyyah (KSA). Makanya kita dapati nama Ṡaiḳ Abul-A`lā al-Maudūdiyy (ùlamā’ IM) dan Ṡaiḳ Abūl-Ḥasan Àliyy an-Nadwiyy (ùlamā’ Jamāàh Tablīġ) رحمهما الله تعالى ada pada piagam pendirian Jāmiàtul-Islām bil-Madīnatil-Munawaroh (Universitas Islām Madīnah). 🔻 Oknum-oknum blo-on semisal itu mungkin tak tahu kalau buku karya-karya ùlamā’ IM justru dicetak oleh Pemerintah Àrab Suȕdiyyah, bahkan dibagi-bagikan kepada jamāàh ḥajji di Dekade 1970an. 🔻 Oknum-oknum blo-on itu tak tahu kalau bukunya Ṡaiḳ Muḥammad al-Ġozāliyy as-...

Sunnah Makan Dalam Islām = 2x Sehari-Semalam?

Gambar
Sungguh heran melihat kelakuan kaum Neo Murji-ah PENDAKU Salafiyy ini. Bagaimana tidak? Mereka itu seenaknya saja dalam mensunnahkan sesuatu, yang mana kali ini adalah perkara "makan dalam sehari-semalam dikatakan sunnah-nya di dalam Islām hanya 2x saja". ❓ Pertanyaannya seperti biasa adalah: "Benarkah yang demikian itu?" Jawabannya harus dilihat dari definisi "Sunnah" itu sendiri, yaitu: segala perkataan, perbuatan, dan sikap Baginda Nabī ﷺ‎, serta juga taqrīr (pembenaran oleh Baginda Nabī ﷺ atas perkataan atau perbuatan atau sikap dari Ṣoḥābat رضي الله تعالى عنهم). Para ùlamā’ telah mengklasifikasikan bahwa Sunnah itu secara fiqh ada level-levelnya, yaitu: ⑴. Wajib (seperti: ṣolāt 5 waktu, ṣoum Romaḍōn, zakāt harta / pertanian / fiṭroh, ḥajji). ⑵. Sunnah (seperti: ṣolāt yang di luar ṣolāt 5 waktu, ṣodaqoh, ṣoum yang di luar Romaḍōn, ùmroh). ⑶. Mubah / boleh (seperti: berkendaraan naik unta, keledai, dan kuda). Termasuk juga ada Sunnahnyang "makrūh...

Kalau Sudah Benci Apapun Jadi Salah?

Gambar
Kalimat ini jadi sering lewat di lini masa saya, terutama dari pendukung uAH (yang saat ini sedang dikritik terkait pertanyaan "mirip ya" antara al-Qur-ān surah Maryam ayat 30-31 dengan Injīl Johanes 3:16) yang ditujukan kepada para pengkritiknya. ❓ Seperti biasa, pertanyaan adalah tepatkah demikian? ‼️ Hakikatnya, kalimat "sudah benci maka apapun salah" itu berlaku untuk kedua belah pihak, baik kepada pihak pengkritik, maupun kepada pihak dengan yang dikritik. ❔ Kenapa? Sebab… 🚫 Pada sisi pihak yang mengkritik, bisa jadi mencari-cari kesalahan, membesar-besarkan kesalahan, bahkan menyalahkan apa yang tidak salah (seperti misalnya dengan memotong-motong video atau memberikan judul yang tidak benar). Sebaliknya… 🚫 Pada sisi pihak yang dikritik, bisa jadi mengecil-ngecilkan kesalahan, atau menutup-nutupi kesalahan, atau bahkan menganggap yang mengkritik mencari-cari kesalahan (seperti menuduh orang memotong-motong video padahal mau panjang atau pun pendek esensinya ...

Mendoakan Hidāyah Atas Penguasa Lalim?

Gambar
Kemarin alḥamdulillāh telah dibahas tentang mendoakan keburukan bagi penguasa yang lalim, maka bagaimana dengan mendoakan hidāyah untuk penguasa lalim? Pertanyaan ini muncul karena sering digadang-gadangkan kalimat: "Kalau kau cela pemimpinmu, apakah pemimpinmu akan berubah? Tidak, takkan berubah! Tetapi kalau kau doakan pemimpinmu, maka Allōh ﷻ Maha Bisa mengubah pemimpinmu! Lalu kenapa tak kau doakan pemimpinmu?" Kalimat itu biasanya disambung dengan mengambil dalīl bahwasanya Baginda Nabī ﷺ dulu pernah mendoakan agar salah satu dari dua Ùmar (Ùmar ibn al-Ḳoṭṭob رضي الله تعالى عنه atau Abū Jahal Àmrū ibn Hiṡām) agar masuk Islām. ❓ Seperti biasa pertanyaannya adalah: apakah tepat kalimat dan pendalīlan yang demikian? Pertama-tama tentunya mendoakan orang kāfir semisal: "Semoga ia dapat hidāyah", atau: "Semoga ia berubah jadi baik", itu tak pernah ada larangannya secara spesifik. Apalagi perkara hidāyah itu adalah Allōh ﷻ yang Maha Kuasa kepada siapa diber...

Mendengarkan Keluhan Rakyat

Gambar
Beberapa tahun lalu saya mengunjungi Museum Ullen Sentanu di DIY. Di sana saya mendapati foto raja-raja Mataram Islām itu di pakaian kebesarannya, telinganya memakai hiasan seakan jadi mirip telinganya kelinci. Lalu saya tanyakan ke petugas, ternyata memang iya maksudnya memang telinganya kelinci, yang melambangkan bahwa menjadi pemimpin itu berkewajiban peka mendengarkan keluhan rakyat. Saya pun langsung relate, ini persis seperti apa yang dicontoh oleh junjungan kita, Baginda Nabī ﷺ‎. Iya, banyak riwayat di mana Baginda Nabī ﷺ‎ itu mendengarkan keluhan rakyat yang seorang anak kecil sekalipun. Diriwayatkan dari Ṣoḥābat mulia Anas ibn Mālik رضي الله تعالى عنه (yang dititipkan oleh ibu kandungnya untuk menjadi pembantu Baginda Nabī ﷺ‎ semenjak usia 10 tahun) bahwa Baginda Nabī ﷺ itu biasa mendengarkan keluhan anak-anak, di mana suatu saat adiknya Anas yang masih kecil (sekira usia 3 tahun) mati burung peliharaannya sehingga ia jadi bersedih. Mendapati hal itu, Baginda Nabī ﷺ‎ menghampi...