Ketika Tong Sampah Terbuka

Tahu kan tong sampah, yang mana biasanya tong sampah itu ada tutupnya? Adapun guna tutup tong sampah itu agar bau kotoran yang ada di dalamnya tak tersebar ke luar.

Maka demikian pulan dengan mulut, posisi mulut itu asalnya adalah tertutup. Karena apabila isi hati seseorang itu busuk, maka yang keluar dari lisannya pun hanyalah kebusukan belaka.

☠️ Contohnya adalah sesengustad di screenshot ini…!


Lihatlah betapa buruknya lisannya ini pada screenshot terlampir.

❌ Pertama, sesengustad itu memakai diksi "pemberontak" terhadap Mujāhiddīn.

Maka secara prinsip àqīdah al-walā’ wal-barō’ apakah BERADAB oknumnya yang katanya duktuur itu memakai diksi "pemberontak" kepada Mujāhiddīn Sūriyā?

Taruhlah faktanya mereka memberontak secara ḥukum manusia maupun secara istilah, akan tetapi coba pakaikan ke diri kita? Apakah kita mau kakek-kakek kita dikatakan sebagai pemberontak terhadap Belanda?

Ingatlah bahwa kalau kakek-kakek kita dulu berjuang melawan penjajah kāfir Belanda yang ẓōlim, maka begitu juga rakyat Sūriyā yang berjihād melawan rezim ẓōlim Baṡār al-Fasād.

❌ Kedua, sesengustad itu seolah-olah tahu situasi riilnya bagaimana.

Padahal siapa juga yang mau menyerang Makkah dan Madīnah? Tidak pernah ada pernyataan dari Abū Muḥammad al-Julaniyy (Aḥmad Ḥusain) ataupun juru bicara Hai-ah Taḥrīr aṡ-Ṡām tentang itu.

❌ Ketiga, terlihat sekali dari diksi yang digunakan oleh sesengustad itu bahwa ia tidak riḍō dengan kemenangan Mujāhiddīn Aḥlus-Sunnah atas rezim Baṡār al-Fasād dengan melarang menampakkan kegembiraan.

Padahal dulu para Ṣoḥābat diperintahkan oleh Allōh ﷻ‎ agar bergembira dengan kemenangan Rūm Byzantium atas Persia, sebagaimana firman-Nya:

غُلِبَتِ ٱلرُّومُ ۝‎ فِي أَدْنَى ٱلْأَرْضِ وَهُم مِّن بَعْدِ غَلَبِهِمْ سَيَغْلِبُونَ ۝‎ فِي بِضْعِ سِنِينَ لِلَّـهِ ٱلْأَمْرُ مِن قَبْلُ وَمِن بَعْدُ وَيَوْمَئِذٍ يَفْرَحُ ٱلْمُؤْمِنُونَ ۝‎ 

(arti) _“Telah dikalahkan bangsa Romawi di negeri yang terdekat, dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang.dalam beberapa tahun lagi. Bagi Allōh-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang). Dan di hari (kemenangan bangsa Romawi) itu bergembiralah orang-orang yang berīmān.”_ [QS Rūm (30) ayat 2-4].

Padahal Rūm itu Naṣrōniyy, dan Naṣrōniyy sudah dikāfirkan semenjak Baginda Nabī ﷺ‎ diutus.

Naȕżubillāhi min żalik… benar-benar rusak àqīdah Neo Murji-ah gerombolan para PENDAKU Salafiyy itu.

Semoga Allōh ﷻ‎ melindungi kaum Muslimīn di Indonesia dari kerusakan gerombolan PENDAKU Salafiyy.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rules of Engagement

Selektif Dalam Mencari Guru – Sebuah Tinjauan

Penguasa Zhōlim Belum Tentu Cerminan Rakyat Yang Buruk