Pamer Kemesraan?
"Masajik nan awak buek, Gereja juo kecek urang", begitu kata pak Davitson, guru pembimbing saya semasa SMA. Maksudnya, akan ada saja orang yang menanggapi negative terhadap kita walau sepositive apapun perbuatan kita itu vibes-nya. Begitu pula akhir-akhir ini ketika saya posting foto dengan istri. Mulai dari tuduhan "pamer kemesraan" sampai ke tuduhan "terlalu cepat move on", maka baiklah akan saya jawab di sini… Jika tuduhan itu adalah "pamer kemesraan", maka rasanya postingan saya masih wajar. Tiada yang sampai merendahkan muru‘ah apalagi sampai jatuh harōm. Suami istri seumpama pakaian itu bukan an sich / saklek sekadar saling menutupi aurōt, tetapi juga saling menjadi kenyamanan dan kehormatan bagi masing-masing. Karena sebagai suami (dan demikian juga istri) akan merasakan kenyamanan dan merasa terhormat dengan adanya pasangan halāl. Yang demikan itu sama sekali tak menafikan kebolehan untuk memperlihatkan kemesraan. Karena yang penting adal...