Needs vs Wants

Di dalam hidup ini banyak yang seringkali tak bisa membedakan antara apa yang ia butuhkan (needs) dengan apa yang ia inginkan (wants). Padahal, untuk mendapatkan baik needs ataupun wants perlu effort (usaha) dan resources (sumber daya).


Masalahnya ada di mana?

Masalahnya, apa yang kita butuhkan itu belum tentu hal yang sama dengan apa yang kita inginkan, vice versa. Sedangkan kita sudah melakukan usaha dan menghabiskan resources untuk itu… utamanya resources kita yang paling berharga, yaitu: waktu.

Ketika seseorang telah berusaha keras dan mengeluarkan resources yang banyak untuk mendapatkan apa yang ia pikir ia butuhkan (padahal itu hanyalah apa yang ia inginkan), awalnya memang ada kepuasan, akan tetapi kelanjutannya hanyalah kekecewaan dan kekecewaan belaka.

Kenapa…?

Sebab, itu hakikatnya bukanlah apa yang ia butuhkan. Kebutuhannya tidak terpenuhi.

Hal ini pun berlaku ketika mencari jodoh atau pasangan hidup dalam berumah-tangga.

Sangat lumrah orang ingin pasangan yang keren, dengan atribut kaya, fisik ganteng / cantik, otak cerdas berpendidikan tinggi, dan bernasab mulia.

Tapi, apa iya hal itu yang benar-benar kita butuhkan?

Ternyata Baginda Nabī ﷺ‎ sudah memberikan petunjuk bahwa apa dibutuhkan itu hanyalah 2 hal saja, yaitu: AKHLĀQ yang baik, dan AGAMA yang baik.

Kenapa akhlāq…?

Karena kalau seseorang itu memiliki akhlāq yang baik, maka ia akan memperlakukan pasangannya dengan baik, termasuk ketika ia dalam keadaan tak menyukai apa yang ada pada pasangannya.

Sedangkan agama yang baik, maka artinya ia tahu apa kewajiban yang harus ia tunaikan terhadap pasangannya.

Jadi yang lain-lain itu seperti cantik & glowing, tajir melintir, cerdas dengan gelar PhD, jabatan dan kekuasaan mentereng, pada dasarnya hanyalah sekedar bonus saja.

What you really need is: AKHLĀQ & AGAMA yang baik.

Kalau sudah mendapatkan pasangan yang punya akhlāq & agama yang baik, maka itu seperti kata pepatah Minang: "Dapek nan di hati, indak nan kandak hati".

Kita berdo'a:

ٱللّٰهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ زَوْجًا صَالِحًا ، رَغِبَ فِيَّا وَ أَرْغَبُ فِيْهِ ، أُحِبُّهُ وَ يُحِبُّنِيْ فِيْكَ يَا رَبَّ ٱلْعَالَمُيْنَ
{allōhumma innī as-aluka zaujan shōlihan, roghiba fiyya wa arghobu fīhi, uḥibbuhu wa yuḥibbuni fīka yā robbal-‘ālamīn}

(arti) _“Wahai Allōh, karuniakanlah kepadaku pasangan yang shōlih, yang menginginkan aku sebagaimana aku menginginkannya, yang mencintaiku sebagaimana aku mencintainya karena Engkau, wahai Robb Semesta Alam.”_

-AN-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rules of Engagement

Selektif Dalam Mencari Guru – Sebuah Tinjauan

Penguasa Zhōlim Belum Tentu Cerminan Rakyat Yang Buruk