To Be Loved Is To Give Love

Para pakar relationship mengatakan bahwa, there's only one rule of love which is to be loved you must first give love.


Hal tersebut, sebenarnya di dalam agama kita telah diajarkan oleh Baginda Nabī ﷺ‎ lebih 1.400 tahun lalu.

📌 Kata Baginda Nabī ﷺ‎:

مَنْ لا يَرْحَمُ لا يُرْحَمُ

(arti) _“Siapa saja yang tidak menyayangi, maka ia tidak akan disayangi.”_ [HR al-Bukhōrī no 5997, 6013, 7376; Muslim no 2318; dan yang lainnya].

Perasaan cinta itu awalnya memang dari Allōh ﷻ‎, akan tetapi untuk menumbuhkannya lebih dalam di hati dan melanggengkannya, maka ia memerlukan usaha, yaitu dengan memberikan cinta juga berupa: memperlihatkan emosi (emotion), menunjukkan afeksi (affection), dan tentunya setelah itu melakukan devotion (kesetiaan, keta'atan, dan bhakti).

➡️ Itulah yang dikenal dengan: "Labor of Love".

Mencinta itu memerlukan usaha, tidak bisa tidak, tidak mungkin tidak, walau cinta itu tidak meminta pembuktian, akan tetapi seseorang yang mencintalah yang harus membuktikan dengan sungguh-sungguh cintanya. Itulah mengapa Baginda Nabī ﷺ‎ memperingatkan kita agar jangan sampai salah dalam mencinta, karena seseorang itu kelak di Ākhirot akan dikumpulkan bersama dengan siapa yang dicintainya di Dunia.

📌 Kata Baginda Nabī ﷺ‎:

أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ

(arti) _“Kamu kelak bersama dengan orang yang kamu cintai.”_ [HR al-Bukhōrī no 3688, 6171, 7153; Aḥmad no 12619, 12681, 12690, 12892, 12908].

Karena itu, janganlah sampai salah dalam memberikan cinta kepada siapapun itu, baik itu pasangan (istri / suami), anak keturunan, sahabat, ataupun tokoh yang diidolakan, karena mencinta itu membuat kita memberikan emotion, affection, dan devotion, yang menyebabkan kita dikumpulkan bersama dengannya kelak di Ākhirot.

ٱللَٰهُمَّ إِنِّي أَسْألُكَ حُبَّكَ وَحُبَّ مَنْ يُحِبُّكَ وَالعَمَلَ اَلَّذِي يُبَلِّغُنِي حُبَّكَ
{allōhumma innī as-aluka ḥubbaka wa ḥubba mayyuḥibbuka wal ‘amala alladzī yuballighunī ḥubbaka}

(arti) _“Wahai Allōh, sungguh-sungguh aku meminta kepada-Mu untuk selalu mencintai-Mu, mencintai orang yang selalu mencintai-Mu, dan ‘amal yang dapat mengantarkanku untuk mencintai-Mu.”_

-AN-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rules of Engagement

Selektif Dalam Mencari Guru – Sebuah Tinjauan

Penguasa Zhōlim Belum Tentu Cerminan Rakyat Yang Buruk