Mereka Adalah Neo Murji-ah
Pernyataan-pernyataan seperti inilah yang membuktikan bahwa àqīdah kaum PENDAKU Salafiyy itu adalah "murji-ah maàl-hukkām khowārij maàd-duȁt", sebab inilah pola pikir yang diwarisi dari kaum Murji-ah klasik, lalu dibungkus dengan label "Salafiyy", padahal hakikatnya hanyalah manhaj penjilat penguasa.
Dulu nenek-moyang ideologis mereka mengusung perkataan:
لا يضر مع الإيمان معصية كما لا ينفع مع الكفر طاعة
(arti) _“Tidak membahayakan bagi keīmānan itu kema`ṣiyatan, sebagaimana tidak bermanfaat bagi kekufuran itu ketaatan.”_
Neo Murji-ah menjadikan ketaatan mutlak kepada penguasa itu sebagai pokok àqīdah, lalu mereka mengatakan itulah àqīdah Salafuṣ-Ṣōlih.
Sungguh mereka telah BERDUSTA karena Salafuṣ-Ṣōlih tidak pernah menjadikan semua penguasa atau lembaga negara sebagai ulil-amr yang wajib ditaati tanpa boleh dikritik, meski jelas-jelas ẓōlim dan korup.
Di dalam àqīdah Salafuṣ-Ṣōlih dan Aḥlus-Sunnah wal-Jamāàh, ulil-amr adalah penguasa yang benar-benar menegakkan Ṡariàt (al-Qur-ān dan as-Sunnah), bukan penguasa yang "masih ṣolāt" sementara ḥukum yang mereka berkhidmat atasnya adalah berdasarkan Wetboek buatan Kolonial Kāfir Belanda yang nyata-nyata banyak menyelisihi Ṡariàt.
Neo Murji-ah selalu berlindung di balik dalih "taat penguasa" untuk membungkam amar ma`rūf nahyi munkar, dan inilah penyakit mereka: melunakkan dosa penguasa, melarang rakyat bersuara, sementara keẓōliman dianggap tidak mengapa selama masih Islām / ṣolāt, dan mereka menganggap perbuatan menjijikkan mereka sebagai pokok dari agama.
❓ Apakah perbuatan itu ditolerir oleh Allōh ﷻ dan Rosūl-Nya ﷺ.
Sama sekali tidak…!
Justru sebagaimana Aḥlul-Bidàh, kaum penjilat penguasa ini juga ditolak di al-Ḥauḍ (telaga di Āḳiroh).
📌 Kata Baginda Nabiyy ﷺ:
ٱسْمَعُوا ! هَلْ سَمِعْتُمْ أَنَّهُ سَيَكُونُ بَعْدِي أُمَرَاءُ ، فَمَنْ دَخَلَ عَلَيْهِمْ فَصَدَّقَهُمْ بِكَذِبِهِمْ وَأَعَانَهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَلَيْسَ مِنِّي وَلَسْتُ مِنْهُ وَلَيْسَ بِوَارِدٍ عَلَىَّ ٱلْحَوْضَ ، وَمَنْ لَمْ يَدْخُلْ عَلَيْهِمْ وَلَمْ يُعِنْهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ وَلَمْ يُصَدِّقْهُمْ بِكَذِبِهِمْ فَهُوَ مِنِّي وَأَنَا مِنْهُ وَهُوَ وَارِدٌ عَلَىَّ ٱلْحَوْضَ
(arti) _“Dengarkanlah! Apakah kalian pernah mendengar bahwa setelahku akan ada penguasa-penguasa? Siapa saja yang mendekat-dekat kepada mereka dan membenarkan kedustaan mereka, dan mendukung keẓōliman yang mereka lakukan, maka ia bukanlah bagian (ummat)ku dan aku bukanlah bagian darinya, dan ia takkan ikut minum bersamaku di al-Ḥauḍ. Siapa saja yang tidak mendekat-dekat ke mereka, tidak menolong keẓōliman mereka, dan tidak membenarkan kedustaan mereka, maka ia adalah bagian dari (ummat)ku dan aku adalah bagian darinya, dan ia akan minum bersamaku di al-Ḥauḍ.”_ [HR at-Tirmiżiyy no 2259; an-Nasā-iyy no 4208; Aḥmad no 17424].
📍 Imām Sufyān ibn Saȉd aṫ-Ṫauriyy رحمه الله تعالى memperingatkan:
مَنْ دَعَا لِظَالِمٍ بِا لْبَقَاءِ فَقَدْ أَحَبَّ أَنْ يُعْصَى ٱللّٰـهَ
(arti) _“Siapa saja yang mendoakan orang ẓōlim agar tetap berkuasa, berarti ia suka Allōh didurhakai.”_ [lihat: aż-Żahabiyy, Siyar al-A`lām an-Nubalā’ VII/40].
➡ Inilah mengapa Neo Murji-ah sejatinya BUKAN pembela agama, melainkan tameng bagi penguasa fāsiq, dan akibatnya ummat dibiarkan tenggelam dalam penindasan penguasa ẓōlim tanpa ada yang berani menegur.
Komentar
Posting Komentar