Logical Fallacy Mauliders
Sebenarnya saya sudah malas membahas perkara Maulid Nabī ini, sebab kalau memang ada yang meyakini kebolehan merayakan Maulid Nabī, ya tak usah pakai hujjah-hujjah yang TIDAK LOGIS apalagi KEDUSTAAN untuk membenarkannya. Rayakan, ya rayakan saja sana, bebas dan akibatnya tanggung saja sendiri.
Kenapa…?
Sebab dengan menggunakan hujjah-hujjah yang lemah, tidak logis, dan dusta tersebut, justru malahan membongkar kengawuran, kelemahan berpikir, dan kekerdilan jiwa…!
Coba lihat dua poster terlampir ini…
❌ Poster #1 intinya mengatakan: "To celebrate Maulid is accepted by all Muslims".
Ini jelas KEDUSTAAN, sebab lagi-lagi siapa yang disebutnya sebagai "all Muslims" itu…?
Jelas Baginda Nabī ﷺ TIDAK PERNAH merayakan hari ulang tahun diri Beliau.
Jelas para Ṣoḥābat رضي الله تعالى عنهم TIDAK PERNAH merayakan Maulid Nabī.
Jelas para Tābiȉn dan Tābi‘ at-Tābiȉn رحمهم الله تعالى yang datang setelah para Ṣoḥābat TIDAK PERNAH merayakan Maulid Nabī.
Jelas al-Aimmah al-Arbaàh —imām Abū Ḥanīfah an-Nu‘mān ibn Ṫābit ibn Zūṭō ibn Marzubān, imām Mālik ibn Anas al-Madaniyy, imām Muḥammad ibn Idrīs aṡ-Ṡāfiìyy, imām Aḥmad ibn Ḥanbal aż-Żuhliyy— TIDAK PERNAH merayakan Maulid Nabī.
Kenapa TIDAK JUJUR bahwa tidak semua Muslim itu merayakan Maulid Nabī…?
Bahkan Muslim yang tidak merayakan itu adalah orang-orang yang paling dekat dengan Baginda Nabī ﷺ…!
☠️ Apakah berani mendakwa mereka tidak cinta dan tidak mendapat karunia untuk cinta kepada Baginda Nabī ﷺ…?
🚫 Itulah KETIDAKLOGISAN dan KEDUSTAAN pada Poster #1.
❌ Poster #2 mengatakan bahwa: "More than 200 eminent scholars throughout history permitted celebration of Maulid".
Lagi-lagi pertanyaannya adalah: apakah para Ṣoḥābat, para Tābiȉn, para Tābiȉn, dan al-Aimmah al-Arbaàh yang mayoritas ùlamā’ itu memperbolehkan perayaan Maulid Nabī…?
Ingat, para Ṣoḥābat itu sezaman dengan Baginda Nabī ﷺ. Para Tābiȉn, Tābi‘ at-Tābiȉn, dan al-Aimmah al-Arbaàh itu hidup di zaman yang relative dekat dengan masa Baginda Nabī ﷺ. Apakah mereka memperbolehkan Maulid Nabī…?
Tapi kan mereka tidak melarangnya juga…?
Iya betul, mereka memang tidak melarangnya. Namun tanyakan "kenapa"nya dong…?
Iya "kenapa"…?
⚠️ Karena merayakan ulang tahun itu BUKAN ADAT kaum Muslimīn, dan itu hal yang TIDAK DIṠARĪÀTKAN di dalam agama.
Jadi para Ṣoḥābat, Tābiȉn, Tābi‘ at-Tābiȉn, dan al-Aimmah al-Arbaàh itu tidak perlu melarang perayaan Maulid Nabi karena pada saat itu tak ada di antara kaum Muslimīn yang merayakan Maulid Nabī.
Sekarang pertanyaannya adalah: apa yang menghalangi para Ṣoḥābat, para Tābiȉn, para Tābi‘ at-Tābiȉn, dan al-Aimmah al-Arbaàh untuk merayakan Maulid Nabī…?
Tidak ada, mereka bisa saja merayakan hari ulang tahun tersebut, bukan? Tetapi kenapa mereka tidak merayakannya…?
⚠️ Maka sederhana saja: mereka memandang perayaan hari ulang tahun itu BUKAN ṠARĪÀT dan BUKAN ADAT kebiasaan kaum Muslimīn, maka hal itu dianggap TIDAK BERMANFAAT.
Makanya mereka tak merayakan dan tak melarangnya, apalagi kalau bukan itu…?
Logis ya…?
Sejarah MENCATAT adalah kaum Fāṭimiyyah yang beràqīdah Ṡiàh di Mesir pada Abad ke-IV Hijriyyah yang memulai melakukan perayaan Maulid Nabī, kemudian sepanjang sejarah tercatat ada begitu banyak ùlamā’ yang membidàhkannya.
🚫 Jadi, terbukti bahwa poster kedua juga BERDUSTA dan TIDAK LOGIS sekaligus.
Paham ya…?
Kita berdo'a:
ٱللّٰهُمَّ أَرِنَا ٱلْحَقَّ حَقًا وَٱرْزُقْنَا ٱتِّبَاعَهُ ، وَأَرِنَا ٱلْبَاطِلَ بَاطِلًا وَٱرْزُقْنَا ٱجْتِنَابَهُ
{allōhumma arinal-haqqo haqqon warzuqnat-tibāàh, wa arinal-bāṭila bāṭilan warzuqnaj-tinābah}
(arti) _“Wahai Allōh, tunjukkan kepada kami kebenaran itu sebagai kebenaran dan mampukan kami untuk mengikutinya, dan tunjukkan kepada kami kebāṭilan itu sebagai kebāṭilan dan mampukan kami untuk menjauhinya.”_
Komentar
Posting Komentar