Indulgentia à la al-Zaytun

Dalam ajaran Gereja Katholik Roma, Indulgentia adalah "cara" untuk mengurangi jumlah hukuman yang harus dijalani seseorang atas perbuatan dosa yang dilakukannya.

Pada akhir Abad Pertengahan, Indulgentia digunakan untuk mendukung kegiatan amal untuk kepentingan sosial kemasyarakatan seperti pengobatan dan memberi makan orang miskin. Namun terjadi penyalahgunaan Indulgentia karena dikomersialisasi oleh oknum-oknum petinggi Gereja. Akibatnya, orang-orang kaya seakan bebas berbuat dosa, toh tinggal beli Indulgentia, beres!

Vatican sendiri mengakui bahwa Indulgentia menjadi masalah serius, tetapi tidak dapat mengendalikannya secara efektif.

Indulgentia inilah yang menjadi salah satu pokok dari "Reformasi Protestant"-nya Martin Luther dan para theolog Protestant lainnya seperti Huldrych Zwingli, John Calvin, Andreas Karlstadt, Philip Melanchthon, dll di Abad XVI.

Pada akhirnya, Kontra-Reformasi Katholik berhasil menghentikan penyalahgunaan dan komersialisasi Indulgentia, tetapi Indulgensi tetap berperan dalam kehidupan relijius Katholik modern, dan secara dogmatis dikukuhkan sebagai bagian dari īmān Katholik oleh Dewan Trent.

Jadi kalau ada yang mengaku "Muslim", tetapi mażhab-nya mengaku mażhab Bung Karno, lalu salām yang digunakannya adalah "Hevenu Shalom Alechem", dan sekarang ada pulak cara penghapusan dosa yang bisa "dibeli dengan uang"…


Surely IT IS NOT Islām…!

Kita berdo'a:

ٱللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ أَنْ نُشْرِكَ بِكَ شَيْئًا نَعْلَمُهُ وَنَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لَا نَعْلَمُ
{allōhumma innā naȕżu bika min an nuṡrika bika ṡai-an na‘lamuhu wa nastaġfiruka limā lā na‘lam}

(arti) _“Wahai Allōh, kami berlindung kepada-Mu dari mempersekutukan-Mu dengan sesuatu sedangkan kami dalam keadaan mengetahuinya, dan kami memohon ampunan-Mu (dari mempersekutukan-Mu) ketika kami tidak menyadarinya.”_

… … …

🔗 TKP: https://tinyurl.com/mr2mkxca

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rules of Engagement

Selektif Dalam Mencari Guru – Sebuah Tinjauan

Penguasa Zhōlim Belum Tentu Cerminan Rakyat Yang Buruk