Kaum Kulit Merah Amrik & MiRas

"Those who cannot remember the past are condemned to repeat it." – George Santayana

Bicara tentang MiRas, saya jadi ingat waktu sekira saya masih SD mendiang Ayahanda رحمه الله تعالى pernah mengisahkan tentang kaum Kulit Merah di Amerika (American Indian) tentang kenapa mereka sekarang "hilang" dan cuma jadi kaum kapiran, padahal kita mendengar kisah-kisah keberanian suku Apache, Sioux, Comanche, Lakota, Cheyenne, Cherokee, Navajo, Iroquois, dlsb, dari mulai Perang Kemerdekaan Amrik melawan Inggris (1775-1783) s/d selepas Perang Saudara (1861-1865).

Ke mana mereka?

Singkatnya… kita tahu kaum Kulit Putih dalam rangka merampok tanah kaum Kulit Merah, mereka mengalahkan kaum Kulit Merah di dalam banyak pertempuran yang berdarah-darah, yang mana salah satunya adalah MayJen (LetKol) GA Custer dan pasukan 7th Cavalry dibantai oleh para kesatria Lakota-nya Chief Sitting Bull di Little Big Horn (1876). Suatu kekalahan yang sangat menyakitkan bagi Amrik, apalagi itu terjadi menjelang peringatan Centenial (100 tahun) kemerdekaan Amrik.

Kaum Kulit Putih sadar bahwa perlawanan bangsa Kulit Merah (Indian) harus dipasivikasi, dan itu tidaklah cukup hanya dengan menggiring dan "memenjarakan" mereka di so-called "Indian Reservation". Sebab, from time to time masih saja ada yang kabur dan melakukan perlawanan seperti kisah Chief Sitting Bull di atas dan Geronimo.

❔ Lalu apa akal licik dan keji kaum Kulit Putih?

❗ Rusakkan generasi mudanya!

❔ Caranya?

Apalagi kalau bukan sebarkan MiRas?

Kaum Kulit Putih dengan liciknya menyebarkan MiRas ke reservasi-reservasi Indian. Bahkan mereka mensubsidi MiRas itu sampai-sampai saking murahnya MiRas, you buy a beer, you get free lunch! – ini asal idiom "there's no such thing as a free lunch – because you have to buy a pint of beer first".

☠ Intinya, MiRas jadi "dirt's cheap" sehingga orang miskin dan belangsak pun bisa membeli MiRas agar bisa mabuk demi sejenak kabur dari kenyataan hidup mereka.

Tentunya orang-orang Kulit Merah yang menderita depresi hidup terkungkung di reservasi-reservasi itu akhirnya terjerumus ke dalam MiRas. MiRas pun menjadi pelarian mereka terhadap kenyataan hidup yang menyedihkan. Bayangkan, bangsa Kulit Merah itu adalah bangsa nomaden. Pejuang yang gagah berani yang kehidupannya berburu Bison… mengikuti pergerakan kumpulan Bison… kini terkungkung hidup di reservasi dan menanti jatah belas kasihan dari kaum Kulit Putih.

Akhirnya mereka pun jadi pemabuk… dari anak muda sampai orang tua, semua pemabuk…

Habislah beberapa generasi mereka, dan hilanglah sudah pemilik sah tanah Amerika Utara yang begitu kaya itu menjadi bangsa pinggiran sekedar pelayan bagi bangsa rampok Kulit Putih.

Cara yang sama pun diulang lagi oleh kaum Kulit Putih di Australia terhadap bangsa Aborigine.

Well… l'histoire se répète – nothing new under the Sun.

‼️ Di sinilah letak pentingnya belajar sejarah. Sebab sejarah itu bukanlah tentang tanggal-tanggal dan nama pelaku serta tempat peristiwa semata. Tidak. Itu tidak penting. Tetapi yang penting adalah apa yang melatarbelakangi suatu peristiwa, dan apa akibat jangka panjang dari peristiwa the sebut. Itulah point penting dari belajar sejarah. FYI, itulah kenapa banyak Presiden Amrik itu yang S1-nya adalah Sejarah.

Adapun mempelajari sejarah itu adalah Sunnah dari para Salafush-Shōlih.

📍 Kata ‘Alī ibn al-Hasan رحمه الله تعالى:

كُنَّا نُعَلَّمُ مَغَازِيَ النَّبِيِّ ﷺ وَسَرَايَاهُ كَمَا نُعَلَّمُ السُّورَةَ مِنَ الْقُرْآنِ

(arti) _“Kami mempelajari (kisah) peperangan Nabī ﷺ dan pemerintahan Beliau sebagaimana kami mempelajari surat-surat al-Qur-ān.”_ [lihat: al-Jāmi’ lil-Akhlāqir-Rowi wa Adabus-Sami’ lil-Khotīb no 1616].

Alhamdulillāh wasy-syukrilillāh Allōh ﷻ‎ menganugerahkan kepada saya seorang Ayah sebagai guru sejarah yang sangat luas pengetahuannya. Semoga Allōh ﷻ merahmati dan memberikan balasan kebaikan yang banyak kepada Ayahanda رحمه الله تعالى.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rules of Engagement

Selektif Dalam Mencari Guru – Sebuah Tinjauan

Sutroh