Emergency Summit, Lalu Apa?

Negara-negara Islām berkumpul untuk "emergency summit" di Qoṭr pasca pengeboman gedung tempat delegasi Ḥ4M4S yang menewaskan 51 orang Muslimīn.


Kalau hasil konferensi darurat itu hanya sekedar "kutukan", tanpa aksi lanjutan setidaknya boycott total dan pemutusan hubungan diplomatik resmi maupun tidak resmi terhadap koloni pemukim illegal Yahūdiyy-Zionist, maka ini bukti nyata betapa para pemimpin Àrab dan Dunia Islām itu sudah tak punya ìzzah, hidup hanya dari belas kasihan kaum Yahūdiyy Zionist & Judeo Christian belaka.

Bagaimana tidak?

Pada zaman Nabiyy ﷺ dulu ketika satu perempuan Muslimah dilecehkan oleh Yahūdiyy Banī Qoinuqo’ di pasar, maka efeknya langsung: Yahūdiyy Banī Qoinuqo’ dikepung dan diusir, karena kehormatan Muslimah itu bukan barang murah yang bisa ditawar.

Pun kalau mau bicara soal standar moral, maka bangsa Àrab kuno itu sangat tahu menghormati dan melindungi tamu. Sampai-dampai Nabiyy Lūṭ عليه السلام bilang, "Ini putri-putriku, silakan nikāhi mereka, dan jangan ganggu tamuku!" supaya tamunya tidak dilecehkan oleh kaumnya.

Begitu tinggi levelnya Islām:
▫️Perempuan Muslimah dilecehkan → kepung dan usir.
▫️ Tamu diganggu → putri sendiri ditawarkan untuk dinikāhi secara terhormat.

Ini saudara Muslimīn yang jadi tamu, datang untuk berunding, di🔪 oleh begundal 🐒&🐖 Yahūdiyy-Zionist, solusinya cuma sekadar "mengutuk".

Alangkah rendahnya…!

Kutukan itu bisa dibuat siapa saja, bahkan anak SD pun bisa menulis di secarik kertas: "I condemn".

Bahkan orang kāfir yang tak kenal al-Qur-ān dan al-Ḥadīṫ bernama Genghis Khan ketika Sulṭōn Àlāuddīn Muhammad dari Ḳowārizmiyy membunuh utusan dan 500 orang pedagang Mongol, maka pada tahun 1220 Genghis Khan menyerbu lalu menghapus Kesultanan Ḳowārizmiyy dari peta dunia. Itu bangsa Mongol, kāfir & barbar, tetapi tahu apa arti kehormatan utusan dan betapa bernilai jiwa kaumnya.

🤲 Kita berdoa:

ٱللَّـهُمَّ إنِّا نَعُوذُ بِكَ مِنَ ٱلجُبْنِ وَأَعِذْنَا مِنْ سُوءِ ٱلْجُبْنِ وَٱلْخَذَلَانِ

(arti) _“Wahai Allōh, sungguh kami berlindung kepada-Mu dari sifat pengecut, dan lindungilah kami dari keburukan pengecut dan sikap saling meninggalkan.”_

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah!

Selektif Dalam Mencari Guru – Sebuah Tinjauan

Penguasa Zhōlim Belum Tentu Cerminan Rakyat Yang Buruk