Cost of War

Membaca postingan (lihat: Screenshot 1) dari ngustad Pergedel ini saya asli ketawa karena kebodohannya


Bagaimana tidak, ia ingin menunjukkan "biaya perang" antara India dan Pakistan yang menurutnya sangat besar (berita diambilnya dari media lokal, maklumi saja kemampuan intelektualitasnya memang sangat terbatas), sehingga kalau perang berlarut-larut maka negara harus berutang sana-sini, thus… ujungnya ingin framming Ḥ4M4S itu sudahlah lemah, miskin, sok-sok perang pulak lawan koloni pemukim illegal Yahūdi Zionist Isra-Hell.

❓ Pertanyaannya tentu adalah benarka PoV yang demikian?

Mari kita bahas…!

.

🔴 Apa itu "biaya perang"?

Biaya perang itu mengacu pada beban total akibat dari perang pada masyarakat —secara ekonomi, sosial, politik, dan moral— yang mana ia mencakup real cost (biaya nyata) dan potential cost (biaya potensial).

Real cost itu terdiri dari:
⑴. Belanja militer, seperti untuk: AlUtSisTa, amunisi, peralatan, gaji dan tunjangan, logistik dan transportasi.
⑵. Kerusakan, seperti pada: infrastruktur, jalanan, jembatan, bangunan.
⑶. Kerugian jiwa, seperti korban pada personil militer dan penduduk sipil.
⑷. Perawatan kesehatan, seperti pada perawatan korban luka, perawatan untuk veteran perang.
⑸. Biaya rekonstruksi & pembangunan kembali instrastruktur.
⑹. Bantuan terhadap pengungsi dari wilayah yang terdampak.

Maka lihat apa sih kerugian dari masing-masing dalam perang selama sepekan itu – lihat: Screenshot 2


Maka pertanyaannya mungkinkan itu nilainya IDR 8.260trilyun*¹ (USD 498,714milyar) sebagaimana yang ditulis oleh si Pergedel itu?

Jawabannya: tentu saja TIDAK, sebab belanja pertahanan India dan Pakistan saja di 2024 lalu digabung tidak sampai USD 100milyar*² totalnya.

Lalu dari mana datangnya nilai 8.260trilyun itu?

Nah itulah yang disebut dengan "potential cost", yaitu:
⑴. Kehilangan dari economic productivity akibat penurunan output agrikultur dan industrial.
⑵. Kehilangan investment opportunity pada sektor semisal pendidikan, kesehatan, teknologi.
⑶. Kehilangan human capital.
⑷. Kehilangan waktu dan kesempatan pertumbuhan.
⑸. Isolasi diplomatik dan perdagangan.

⚠ Itulah yang membuat total biaya perang menjadi sangat besar. Akan tetapi itu sekali lagi bukan real tetapi perkiraan. Makanya namanya di dalam bahasa Inggris adalah "potential" atau "opportunity". Kalau mau tahu lebih lanjut, bisa dilihat di paper semisal ini*³, ini*⁴, dan ini*⁵. Bahkan biaya potential itu bisa dihitung juga dari peningkatan belanja militer yang terjadi pasca suatu konflik yang tidak diselesaikan dengan baik oleh kedua belah pihak.

TIDAK BISA antara biaya real dengan biaya potensial itu dicampur aduk begitu saja seperti begitu lalu diḥukumi begini dan begitu.

No can do, Pulgoso Pergedel…!

Cari data itu harus yang tepat, dan pahami data dengan benar. Bukan asal comot dari media begitu.

.

🔴 PoV Muslim terhadap "perang"

Secara àqal sehat mana ada manusia yang berpikiran waras ingin berperang, dan kita seebagai Muslim juga mencintai kedamaian dan keamanan. Namun kedamaian dan keamanan itu ada biayanya, makanya orang Romawi Kuni punya adagium "si vis pacem, para bellum" (arti: apabila anda menginginkan perdamaian, maka bersiaplah untuk berperang). Maka sebagai Muslim, perang hanya akan dilakukan dengan tujuan mulia makanya Allōh ﷻ menṡariàtkan jihād tempur.

📌 Kata Allōh ﷻ di dalam firman-Nya:

كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلۡقِتَالُ وَهُوَ كُرۡهٌ لَّكُمْۖ وَعَسَىٰٓ أَن تَكۡرَهُواْ شَيۡـًٔا وَهُوَ خَيۡرٌ لَّكُمْۖ وَعَسَىٰٓ أَن تُحِبُّواْ شَيۡـًٔا وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْۗ وَٱللَّـهُ يَعۡلَمُ وَأَنتُمۡ لَا تَعۡلَمُونَ

(arti) _“Diwajibkan atas kamu bertempur, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Akan tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allōh mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”_ [QS al-Baqoroh (2) ayat 216].

☠ Artinya jikalau tidak mau bertempur, maka itu berarti menta`ṭīl (meniadakan) ṡariàt jihād…!

⚠ Sedangkan jihād itu sendiri adalah dengan harta dan jiwa.

📌 Kata Allōh ﷻ di dalam firman-Nya:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ هَلۡ أَدُلُّكُمۡ عَلَىٰ تِجَٰرَةٍ تُنجِيكُم مِّنۡ عَذَابٍ أَلِيمٍ ۝ تُؤۡمِنُونَ بِٱللَّـهِ وَرَسُولِهِۦ وَتُجَٰهِدُونَ فِى سَبِيلِ ٱللَّـهِ بِأَمۡوَٰلِكُمۡ وَأَنفُسِكُمْۚ ذَٰلِكُمۡ خَيۡرٌ لَّكُمۡ إِن كُنتُمۡ تَعۡلَمُونَ ۝

(arti) _“Wahai orang-orang yang beriman! Maukah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari àzāb yang pedih? (Yaitu) Kamu berīmān kepada Allōh dan Rosūl-Nya, dan berjihād di jalan Allōh dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui.”_ [QS aṣ-Ṣoff (61) ayat 10-11].

‼️ Àzāb itu bisa di Dunia dan bisa di Āḳirot. Adapun di Dunia, maka keterjajahan itu jelas adalah suatu bentuk àżāb karena orang yang terjajah itu dihinakan secara fisik, mental dan bahkan spiritual, maka kemungkaran dari penjajahan itu jelas harus dicegah dengan berjihād tempur.

Makanya para ùlamā’ di Nusantara semasa Perang Revolusi Kemerdekaan 1945-1949 itu menganggap perang melawan penjajah Belanda itu sebagai jihād fī sabīlillāh dan Ṡaiḳ Hasjim Asj'ari رحمه اللـه تعالى mengeluarkan "Resolusi Jihād" pada tanggal 22 Oktober 1945 yang kini diperingati sebagai "Hari Santri Nasional".

❗ Jelas bahwa kemerdekaan Indonesia itu diraih dengan perjuangan yang mengorbankan harta dan jiwa bangsa Indonesia. Bahkan KMB di tahun 1949 yang menjadi penyelesaian konflik Indonesia vs Belanda, bangsa Indonesia masih harus membayar Belanda sebesar ƒ 4,5milyar (atau ≈ USD 1,184milyar, yang nilainya sekarang ≈ USD 16milyar).

Bapak-bapak bangsa tidak pernah mempersoalkan itu, karena TIDAK ADA yang bisa menaruh harga dari kemerdekaan.

.

‼️ Maka begitulah PoV seorang Muslim melihat jihād tempur, bahwa ia adalah ṡariàt yang Allōh ﷻ WAJIBKAN untuk menolak kemungkaran, dan jihād itu MENUNTUT pengorbanan harta dan jiwa.

⚠ Adapun aktivis ḥarokah Muslimīn itu bukan ingin mengobarkan peperangan, akan tetapi –dalam konteks Palestina– mereka mendukung para Mujāhiddīn yang sedang melaksanakan ṡariàt jihād yang sudah farḍu àin (sebab ia adalah perang melawan begal terjahat yaitu penjajah kāfir Yahūdiyy Zionist). Para aktivis ḥarokah Muslimīn itu mendukung perjuangan sebagai bagian dari perintah Allōh dan Rōsul-Nya yaitu walā’ wal-barō’, karena yang diperangi jelas penjajah kāfir Yahūdiyy Zionist.

Sementara si Pergedel dan gerombolan munāfiqīn Zionist Mengajinya, selalu memandang hanya dari sudut pandang materialistik saja, suatu bukti kesesatan àqīdah Neo Murji-ah yang mereka anut.

Demikian, semoga dapat dipahami.

… … …

📖 RUJUKAN
*¹ https://international.sindonews.com/read/1566919/40/biaya-perang-pakistan-india-selama-4-pekan-mencapai-rp8260-triliun-siapa-paling-boncos-1747123508?showpage=all
*² https://economictimes.indiatimes.com/news/defence/cost-of-conflict-how-india-and-pak-spend-their-money-on-defence/articleshow/121054871.cms
*³ https://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=3343303
*⁴ https://cepr.org/voxeu/columns/mapping-economic-costs-war
*⁵ https://www.econstor.eu/bitstream/10419/283621/1/1881349144.pdf

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah!

Penguasa Zhōlim Belum Tentu Cerminan Rakyat Yang Buruk

Selektif Dalam Mencari Guru – Sebuah Tinjauan