Konyolnya Atheist

Baca twit maḳlūq ini saya mules…


Bagaimana tidak? Sok-sok berlogika, tapi logikanya ambyaaar.

Maḳlūq tersebut membenarkan Iblīs tidak bersujud kepada Ādam dengan 3 alasan:

❌ "He knows his worth"

Bagaimana mungkin hamba menilai dirinya sendiri worthy di hadapan Robbul-Ȁlamīn?

Kata Allōh ﷻ‎ di dalam firman-Nya:

هُوَ أَعْلَمُ بِكُمْ إِذْ أَنشَأَكُم مِّنَ الْأَرْضِ وَإِذْ أَنتُمْ أَجِنَّةٌ فِي بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ فَلَا تُزَكُّوا أَنفُسَكُمْ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَىٰ

(arti) _“Dia lebih mengetahui (tentang keadaan)mu ketika Dia menjadikanmu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu, maka janganlah kamu menilai dirimu sendiri suci. Dia-lah yang paling mengetahui tentang orang yang bertaqwa.”_ [QS an-Najm (53) ayat 32].

Adapun keīmānan itu diuji oleh Allōh.

📌 Kata Allōh ﷻ‎ di dalam firman-Nya:

أَمْ حَسِبْتُمْ أَن تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُم مَّثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِن قَبْلِكُم

(arti) _“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk Syurga padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu?”_ [QS al-Baqoroh (2) ayat 214].

Maka perintah bersujud kepada Ādam itu adalah ujian bagi Iblīs, apakah dia bisa mengalahkan hawa nafsunya tunduk pada perintah Allōh ﷻ‎ untuk sujud kepada Ādam.

⚠️ It is your obedience to Allōh determines your worth.


❌ "Menentang mentalitas asal bapak senang"

Naȕżubillāhi min żālik…!

Asli dungu bener lah logikanya maḳlūq ini, bisa-bisanya mengatakan Iblīs itu anti mentalitas ABS…?!?

Memangnya Allōh Robbul-Ȁlamīn itu bapak salah seorang di antara hamba-Nya???

☠️ Sungguh luar biasa sesat menyamakan: Allōh the Almighty, the All-Knowing, the All-Creator, the All-Magnificent, the Absolute One, dengan "bapak"…!?!


❌ "Punya sikap"

Sikap Iblīs itu adalah KĀFIR kepada Allōh ﷻ‎.

📌 Kata Allōh ﷻ‎ di dalam firman-Nya:

إِلَّا إِبْلِيسَ اسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ

(arti) _“Kecuali Iblīs, ia menyombongkan diri dan adalah dia termasuk orang-orang yang kāfir.”_ [QS Ṣōd (38) ayat 74].

Namun apakah Iblīs itu merasa keren dengan sikapnya itu?

Ternyata tidak, Iblīs malah memohon kepada Allōh agar ia diberi tangguh waktu:

قَالَ رَبِّ فَأَنْظِرْنِي إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ

(arti) _“(Iblīs) Berkata: "Wahai Robb-ku, berikanlah penangguhan bagi saya sampai hari mereka dibangkitkan?"”_ [QS Ṣōd (38) ayat 79].

Lalu Allōh berikan penangguhan, Iblīs malah tambah menantang lagi:

قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ

(arti) _“(Iblīs) Berkata: "Demi kekuasaan Engkau, saya benar-benar akan menyesatkan mereka semuanya!"”_ [QS Ṣōd (38) ayat 82].

Ternyata Iblīs malah tetap memohon meminta kepada Allōh agar ia diberikan penangguhan hukuman, dan jahatnya lagi Iblīs tidak mau masuk Neraka sendirian sehingga ia bertekad untuk menyesatkan anak-cucu Ādam sehingga ikut bersamanya masuk ke Neraka kelak.

Sikap apa itu…???

👎 Sudahlah melawan kepada Allōh Robbul-ȁlamīn, eh masih melas minta-minta, terus menantang menyesatkan manusia sehingga ikutan masuk ke Neraka bersamanya.


❌ Allōh meng-gas lighting…???

📌 Di dalam sebuah Ḥadīṫ Qudsi, Baginda Nabī ﷺ‎ mengatakan bahwa Allōh ﷻ‎ berfirman:

يَا عِبَادِى إِنِّى حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِى وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا فَلاَ تَظَالَمُوا يَا عِبَادِى كُلُّكُمْ ضَالٌّ إِلاَّ مَنْ هَدَيْتُهُ فَاسْتَهْدُونِى أَهْدِكُمْ يَا عِبَادِى كُلُّكُمْ جَائِعٌ إِلاَّ مَنْ أَطْعَمْتُهُ فَاسْتَطْعِمُونِى أُطْعِمْكُمْ يَا عِبَادِى كُلُّكُمْ عَارٍ إِلاَّ مَنْ كَسَوْتُهُ فَاسْتَكْسُونِى أَكْسُكُمْ يَا عِبَادِى إِنَّكُمْ تُخْطِئُونَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَأَنَا أَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا فَاسْتَغْفِرُونِى أَغْفِرْ لَكُمْ يَا عِبَادِى إِنَّكُمْ لَنْ تَبْلُغُوا ضَرِّى فَتَضُرُّونِى وَلَنْ تَبْلُغُوا نَفْعِى فَتَنْفَعُونِى يَا عِبَادِى لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَتْقَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا زَادَ ذَلِكَ فِى مُلْكِى شَيْئًا يَا عِبَادِى لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَفْجَرِ قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِنْ مُلْكِى شَيْئًا يَا عِبَادِى لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ قَامُوا فِى صَعِيدٍ وَاحِدٍ فَسَأَلُونِى فَأَعْطَيْتُ كُلَّ إِنْسَانٍ مَسْأَلَتَهُ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِمَّا عِنْدِى إِلاَّ كَمَا يَنْقُصُ الْمِخْيَطُ إِذَا أُدْخِلَ الْبَحْرَ يَا عِبَادِى إِنَّمَا هِىَ أَعْمَالُكُمْ أُحْصِيهَا لَكُمْ ثُمَّ أُوَفِّيكُمْ إِيَّاهَا فَمَنْ وَجَدَ خَيْرًا فَلْيَحْمَدِ اللَّهَ وَمَنْ وَجَدَ غَيْرَ ذَلِكَ فَلاَ يَلُومَنَّ إِلاَّ نَفْسَهُ

(arti) _“Wahai hamba-Ku, sungguh-sungguh Aku mengḥarōmkan keẓōliman atas diri-Ku dan Aku menjadikan keẓōliman itu ḥarōm di antara kalian, maka janganlah kalian saling menẓōlimi. Wahai hamba-Ku, kalian semua sesat kecuali orang yang telah Aku beri petunjuk, maka hendaklah kalian minta petunjuk kepada-Ku, pasti Aku memberinya. Wahai hamba-Ku, kalian semua adalah orang yang lapar, kecuali orang yang Aku beri makan, maka hendaklah kalian minta makan kepada-Ku, pasti Aku memberinya. Wahai hamba-Ku, kalian semua asalnya telanjang, kecuali yang telah Aku beri pakaian, maka hendaklah kalian minta pakaian kepada-Ku, pasti Aku memberinya. Wahai hamba-Ku, sungguh-sungguh kalian berbuat dosa pada waktu malam & siang, dan Aku mengampuni dosa-dosa itu semuanya, maka mintalah ampunan kepada-Ku, pasti Aku mengampuni kalian. Wahai hamba-Ku, sungguh-sungguh kalian takkan dapat membinasakan-Ku dan kalian tak akan dapat memberikan manfaat kepada-Ku. Wahai hamba-Ku, kalaulah orang-orang terdahulu & yang terakhir di antara kalian, sekalian manusia & jinn, mereka itu semua bertaqwa seperti orang yang paling bertaqwa di antara kalian, itu takkan menambah kekuasaan-Ku sedikit pun juga. Jika orang-orang yang terdahulu & yang terakhir di antara kalian, sekalian manusia & jinn, mereka itu berhati jahat seperti orang yang paling jahat di antara kalian, itu takkan mengurangi kekuasaan-Ku sedikit pun juga. Wahai hamba-Ku, jika orang-orang terdahulu & yang terakhir di antara kalian, sekalian manusia & jin yang tinggal di Bumi ini meminta kepada-Ku, lalu Aku memenuhi seluruh permintaan mereka, itu tidaklah mengurangi apa yang ada pada-Ku melainkan hanya sebagaimana sebatang jarum yang dimasukkan ke laut. Wahai hamba-Ku, sungguh-sungguh inilah àmal perbuatan kalian. Aku catat semuanya untuk kalian, kemudian Kami akan membalasnya. Maka siapa saja yang mendapatkan kebaikan, hendaklah bersyukur kepada Allōh, dan siapa saja mendapatkan selain dari itu, maka janganlah sekali-kali ia menyalahkan kecuali dirinya sendiri.”_ [HR Muslim no 2577; Aḥmad no 20451].

Jadi tak mungkin ya ada ceritanya Allōh menẓōlimi hamba-Nya.

Jelas ya bahwa twit tersebut hanya keluar dari pribadi doengoe sok iye berlogika. Mana pakai mengasihani Iblīs pulak, padahal Iblīs senang ada oknum dungu calon temannya kelak.

Demikian, semoga bermanfaat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rules of Engagement

Selektif Dalam Mencari Guru – Sebuah Tinjauan

Penguasa Zhōlim Belum Tentu Cerminan Rakyat Yang Buruk