Definisi Seenak Jidat

Sungguh mengherankanlah melihat GPK Kokohiyyun itu, mereka itu mengusung slogan "kembali ke majlis ‘ilmu dan jangan sibuk membicarakan politik", tetapi diam-diam mereka malah sibuk mengamati, bahkan nyinyir sekali mengomentari isu-isu politik yang terjadi.

Contohnya si ngustad Pesbuk al-Ngalamah Logical Fallacy ini. Benar-benar suka sekali berlogical fallacy, membuat-buat definisi sendiri seakan mau membuat madzhab bahkan sekte sendiri.

Si ngustad Pesbuk ini dengan seenaknya jidatnya membuat definisi sendiri tentang golongan-golongan yang sesat. Bagus apabila analisanya benar, kuat, dan bisa dipertanggungjawabkan, ini analisanya jelas ngawur dan pendapatnya sesat lagi menyesatkan banyak orang…!!!

Misalnya definisi no 2, mengatakan Murji-ah itu menghalâlkan berontak walau tidak mengkâfirkan. Padahal, mana ada yang namanya Murji-ah itu memberontak? Iya, karena yang namanya ‘aqidah sesat murji-ah ma‘al hukkâm itu berkeyakinan bahwa adalah orang tetap berîmân secara penuh walau tidak menegakkan amar ma‘rûf nahyi munkar terhadap hukkâm yang zhôlim. Lalu ngapain mereka berontak?

Kemudian definisi no 3, mgustad Pesbuk itu seenaknya mengatakan Ahlus-Sunnah mengharômkan pemberontakan, sehingga berarti yang berontak bukan Ahlus-Sunnah.

Maka kita tanyakan apakah:
✓ Mu‘âwiyah ibn Abû Sufyan رضي الله عنهما yang memberontak terhadap Kholîfah ‘Alî ibn Abî Thôlib رضي الله عنه itu bukan Ahlus-Sunnah?
✓ ‘Abdullôh ibn az-Zubayr رضي الله عنهما yang memberontak terhadap Kholîfah Yazîd ibn Mu‘âwiyah itu bukan Ahlus-Sunnah?
✓ Abû al-‘Abbâs ‘Abdullôh ibn Muhammad as-Saffâh yang memberontak terhadap Kholîfah Marwân ibn Muhammad ibn Marwân (Marwân II) itu bukan Ahlus-Sunnah?
✓ Muhammad ibn Sa‘ûd رحمه الله yang bersama dengan Syaikh Muhammad ibn ‘Abdul-Wahhâb رحمه الله mendirikan Imâroh ad-Dir‘iyyah (atau Dinasti Sa‘ûd yang pertama) yang memberontak terhadap Kekholîfahan Ottoman itu bukan Ahlus-Sunnah?

Tegas saja, apakah nama-nama di atas itu bukan Ahlus-Sunnah ya dianggap sama si ngustad Pesbuk itu?

Kemudian yang paling bikin ketawa ngakak terbahak-bahak sebab membacanya adalah definisi no 4 dan no 5…

Di no 4 oknum ngustad Pesbuk itu mengatakan bahwa golongan bingung - maksudnya orang yang tidak mengulilamrikan (secara syar‘i) penguasa - merasa bahwa tiada pimpinan di negeri ini. Maka jelas bahwa oknum ngustad Pesbuk ini telah coba-coba praktek jadi dukun lah…!

Bagaimana tidak? Si ngustad Pesbuk itu sok-sok merasa tahu apa perasaan di dalam hati orang!

Jelas-jelas ini negeri ada pemimpinnya, kok ya dikatakan merasa bahwa tidak ada?

Kemudian di no 5, si ngustad Pesbuk itu menuduh Harokiyyîn - maksudnya adalah: PKS, HTI, dan semua organisasi-organisasi muslim lainnya - tidak menganggap sebagai pemimpin jika bukan dari golongannya.

Nah si ngustad itu lupa kali ya bahwa Pak Anies Baswedan, yang kemarin ikut tampil berpidato pada Tabligh Akbar mereka, itu naik atas andil orang-orang yang mereka tuduh sebagai hizbiyyûn tersebut? Apa si ngustad itu lupa bahwa yang berkampanye dan turun menyuarakan dukungan kepada Pak Anies adalah para harokiyyîn?

Sementara itu GPK Kokohiyyun kan diam-diam saja pas ABI, apalagi pas kampanye Pilkada. Karena bukankah GPK Kokohiyyun itu mengharômkan aksi unjuk rasa menuntut a Hog dihukum, dan mereka merendahkan politik?

Kalau sekarang itu GPK Kokohiyyun bisa enak-enak ikut menikmati hasilnya seakan-akan Pak Anies itu berhasil mengalahkan a Hog dan bisa naik ke kursi DKI 1 itu adalah hadiah yang begitu saja turun dari Langit tanpa ada usaha dan kerja keras yak???

Alangkah bodohnya…!

Benar-benar sangat sulit di Zaman Now ini mencari orang yang bisa konsisten dan berpegang teguh dengan prinsip dan idealismenya, namun yang berpegang dengan kebodohan dan kepentingan hawa nafsu itu sangat banyak. Contohnya ya si ngustad Pesbuk ini. Baru menulis sebegitu saja poin-poinnya sudah saling bertolak-belakang satu dan yang lainnya dengan definisi dari para ‘ulamâ’ serta tentunya dengan fakta yang ada. Sungguh mabuk manhaj telah membutakan dan membuat orang semakin terjerumus dalam kebodohan. Terbukti dan teruji!

Pertanyaannya: apakah masih mau merujuk perkara agama kepada ngustad-ngustad Pesbuk GPK Kokohiyyun itu?

▪ IQ itu given, stupid itu pilihan.

نَسْأَلُ اللهَ الْسَلَامَةَ وَالْعَافِيَةَ

#2019PresidenBaru

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rules of Engagement

Selektif Dalam Mencari Guru – Sebuah Tinjauan

Penguasa Zhōlim Belum Tentu Cerminan Rakyat Yang Buruk