Siwāk
Dulu saya berpikir siwāk itu equivalent dengan "menggosok gigi", namun ternyata saya salah dan langsung merinding ketika menyaksikan video oleh dokter gigi Ellie Phillips, DDS ini – link: https://vt.tiktok.com/ZSrdFC8Hu/
Siapa Ellie Phillips, DDS ini bisa dilihat di: https://drellie.com
Bayangkan seorang Laki-laki Agung ﷺ yang hidup 1.400 tahun lalu di kota kecil di tengah gurun Jazirah Àrab… yang tak pandai baca-tulis…
Namun Beliau ﷺ mengatakan:
لَوْلاَ أنْ أشُقَّ عَلَى أُمَّتِي – أَوْ عَلَى ٱلنَّاسِ – لأَمَرْتُهُمْ بِٱلسِّوَاكِ مَعَ كُلِّ صَلاَةٍ
(arti) _“Seandainya tidak memberatkan ummatku —atau tidak memberatkan manusia— maka aku pasti akan memerintahkan mereka untuk bersiwāk bersamaan dengan setiap kali ṣolāt.”_ [HR al-Buḳōriyy no 887; Muslim no 452].
Laki-laki Agung ﷺ yang menurut persaksian istrinya, Ibunda Ȁiṡah رضي اللـه تعالى عنها, apabila hendak memasuki rumahnya:
بِٱلسِّوَاكِ
(arti) _“Dengan bersiwāk.”_ [HR Muslim no 253].
Laki-laki Agung ﷺ yang menurut persaksian sahabatnya, Ḥużaifah رضي اللـه تعالى عنه:
كَانَ رَسُولُ ٱللَّـه ﷺ إِذَا قَامَ مِن ٱلنَّومِ يَشُوصُ فَاهُ بِٱلسِّوَاكِ
(arti) _“Apabila Rosūlullōh ﷺ bangun malam, Beliau menggosok mulutnya dengan siwāk.”_ [HR al-Buḳōriyy no 889; Muslim no 255].
Atau persaksian sahabatnya Abū Mūsā al-Aṡàriyy رضي اللـه تعالى عنه:
أَتَيْتُ ٱلنَّبِيَّ وَهُوَ يَسْتَاكُ بِسِوَاكٍ رَطْبٍ قَالَ وَطَرْفُ السِّوَاكِ عَلَى لِسَانِهِ وَهُوَ بَقُوْلُ أُعْ أُعْ وَٱلسِّوَاكُ فِيْ فِيْهِ كَأَنَّهُ يَتَهَوَّعُ
(arti) _“Saya pernah mendatangi Nabī ﷺ dan Beliau sedang bersiwāk dengan siwak yang basah, dan ujung siwāk ada pada lidahnya dan Beliau bersuara "uh-uh", dan siwāk berada pada mulutnya seakan-akan Beliau muntah”_ [HR al-Buḳōriyy no 244; Muslim no 254].
Bahkan istri dari Laki-laki Agung ﷺ itu, Ibunda Ȁiṡah رضي اللـه تعالى عنها, mempersaksikan:
إِنَّ مِنْ نِعَمِ ٱللَّـهِ عَلِيٍّ أَنَّ رَسُولَ ٱللَّـهِ ﷺ تُوِفِّيَ فِي بَيْتِي وَفِي يَوْمِي وَبَيْنَ سَحْرِي وَنَحْرِي وَإِنَّ ٱللَّـهَ جَمَعَ بَيْنَ رِيقِي وَرِيقِهِ عِنْدَ مَوْتِهِ دَخَلَ عَلَيَّ عَبْدُ ٱلرَّحْمَنِ بْنُ أَبِي بَكْرٍ وَبِيَدِهِ سِوَاكٌ وَأَنَا مُسْنِدَةُ رَسُولِ ٱللَّـهِ ﷺ فَرَأَيْتُهُ يَنْظُرُ إِلَيْهِ وَعَرَفْتُ أَنَّهُ يُحِبُّ ٱلسِّوَاكَ فَقُلْتُ : آخُذُهُ لَكَ ؟ ، فَأَشَارَ بِرَأْسِهِ أَنْ نَعَمْ فَتَنَاوَلْتُهُ فَٱشْتَدَّ عَلَيْهِ ، وَقُلْتُ : أُلَيِّنُهُ لَكَ ؟ ، فَأَشَارَ بِرَأْسِهِ أَنْ نَعَمْ فَلَيَّنْتُهُ فَأَمَرَّهُ وَبَيْنَ يَدَيْهِ رَكْوَةٌ فِيهَا مَاءٌ فَجَعَلَ يُدْخِلُ يَدَيْهِ فِي ٱلْمَاءِ فَيَمْسَحُ بِهِمَا وَجْهَهُ ، وَيَقُولُ : لَا إِلَهَ إِلَّا ٱللَّـه إِنَّ للْمَوتِ سَكَراتٍ ، ثمَّ نصب يَده فَجَعَلَ يَقُولُ : فِي ٱلرَّفِيقِ الْأَعْلَى ، حَتَّى قُبِضَ ومالت يَده
(arti) _“Salah satu ni`mat Allōh kepadaku adalah ketika Rosūlullōh ﷺ wafat pada saat gilirannya di rumahku pada saat ia bersandar di dadaku, dan Allōh menyatukan ludahnya dengan ludahku ketika ia wafat. Ketika aku sedang memangku Rosūlullōh ﷺ, Àbdur-Roḥman ibn Abū Bakr datang mengunjungiku sambil membawa siwāk di tangannya. Aku melihat Nabī memandangi benda itu, aku tahu kalau Beliau menyukai siwāk, maka aku bertanya apakah aku dapat mengambilkannya untuk Beliau, dan Beliau pun mengangguk setuju. Aku lalu mengambilnya, akan tetapi siwāk itu terlalu keras bagi Beliau, maka aku sarankan untuk melunakkannya, dan Beliau mengangguk setuju. Aku lalu melunakkannya (dengan gigi –pent) lalu mengarahkan ke gigi Beliau. Di hadapan Beliau ada kendi berisi air, lalu Beliau memasukkan kedua telapak tangannya ke dalam air itu lalu mengusap wajahnya sambil berkata: "Lā ilāha illallōh. Kematian itu ada sekaratnya.", lalu Beliau mengangkat tangannya dan berkata: "Tempatkan aku di antara sahabat-sahabat yang paling tinggi.", hingga Beliau wafat dan tangannya terkulai.”_
Bayangkan...
Saat sakarotul-maut pun Laki-laki Agung ﷺ itu masih menyempatkan bersiwāk…!
Itu semua karena Laki-laki Agung ﷺ itu pernah mengatakan:
ٱلسِّوَاكُ مَطْهَرَةٌ لِلْفَمِ مَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ
(arti) _“Siwāk itu pembersih mulut dan (penyebab) keriḍōan Robb.”_ [HR an-Nasāiyy no 5; Aḥmad no 7, 59, 23072, 23196, 23778; ad-Dārimiyy no 711].
Sesederhana nasihat bersiwāk saja telah membuktikan betapa Laki-laki Agung ﷺ itu benar-benar membawa pengetahuan yang melintasi batas ruang dan waktu.
ٱللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ
Komentar
Posting Komentar