Tak Perlu Disesali

Tak perlu menyesal karena pernah mendukungnya, berjuang untuknya dengan sungguh-sungguh…

Karena kita berjuang BUKAN melihat sosok pribadinya itu.

Akan tetapi karena kita tak punya pilihan lain atas calon yang kita dukung yang bisa mengakomodasi nilai-nilai yang kita yakini…

Kita mengikuti petunjuk para ùlamā’ yang kita percayai ketika itu…

Kita memilih pilihan yang muḍorot-nya paling kecil, atau istilah fiqihnya: "aḳofuḍ-ḍororoin".

Maka ketika ia berbalik meninggalkan ùlamā’ & ummat, justru ia telah memperlihatkan hakikat jatidirinya yang sebenarnya.

Apa yang kita lihat sekarang adalah wajah aslinya bagaimana…

Sangat ambisius.
Tak ada etika.
Kasar dan suka olok-olok.
Meremehkan orang, bahkan merendahkan kaum Muslimīn di Ġazah.

Jadi kalau ia mengatakan menyesal pernah didukung kaum Muslimīn, maka kita tak perlu ikut-ikutan menyesal pula pernah mendukungnya.

Karena yang kita dukung dulu bukan sosok pribadinya yang kita juga tahu dari dulu penuh catatan buruk!

Ingatlah bahwa perjuangan itu bukanlah soal hasil, akan tetapi tentang apa yang kita lakukan dan apa yang mendasarinya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rules of Engagement

Selektif Dalam Mencari Guru – Sebuah Tinjauan

Penguasa Zhōlim Belum Tentu Cerminan Rakyat Yang Buruk