Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2018

Da‘wah Konyol Para Pemabuk Manhaj

Gambar
Saya juga anti bid‘ah, namun saya sangat menyadari bahwa karena keterbatasan ‘ilmu yang saya miliki, bisa jadi apa yang saya pikir bid‘ah itu ternyata adalah perkara khilafiyah. Bahkan kalaupun itu memang bid‘ah, maka bisa jadi itu hukumnya makruh, belum tentu ia harôm apalagi mukaffiroh. Sedangkan pelaku kebid‘ahan tidak bisa serta merta disebut sebagai "Ahlul Bid‘ah". Lucunya, ada bocah-bocah "sabuk putih" yang langsung saja main vonis dengan membuat poster yang mendakwa bahwa yang mengatakan adanya bid‘ah hasanah itu berarti telah menuduh Baginda Nabî صلى الله عليه وسلم tidak becus dalam menyampaikan risalah kenabîan. Maka kita tanyakan… Bagaimana dengan Kholîfah ‘Umar ibn al-Khoththôb رضي الله عنه yang mengatakan: نعم ال...

Skeletons In The Closet

Skeletons in the closet itu adalah idiom yang intinya bahwa setiap orang pasti mempunyai aib yang dia tidak ingin orang lain mengetahuinya, apalagi menyebarkannya. Kalau masih ada saja yang meributkan akan video "Ada Apa Dengan Cadar"nya Ahmad Zaki dengan beralasankan: tidak ada salafnya dari Nabî dan para Salafush-Shôlih menampilkan video akhowat bercadar seperti itu. Bahkan mengatakan salafnya yang minta dipeluk begitu adalah kaum maho… bla bla bla… Maka baiklah kalau begitu… Pertama saksikan dulu video di link ini: https://youtu.be/PC6J9H1gcfo 📝 Catatan: link itu bukan saya yang upload ya? Itu sudah dari 2 Desember 2016. . . . Nah, sudah lihat…? Sekarang saya mau tanya: apakah da‘wah yang seperti di video itu apakah ada salafnya kah…? Kalau ada, maka siapa salafnya dari Salafush-Shôlih? Pasti tidak ada! Sebab, kalau itu memang baik, tentu para Salafush-Shôlih telah lebih dahulu untuk mencontohkan, bukan? Sem...

Seandainya Itu Baik…

GPK Kokohiyyun itu suka sekali mengusung perkataan: "lau kâna khoyron lasabaqûna ilaihi" yang terjemahan bebasnya adalah: kalau seandainya sesuatu itu baik, maka para Shohâbat telah mendahului kita melakukan hal tersebut. Perkataan tersebut lalu mereka jadikan qoidah baku untuk menyerang ‘amalan Ummat Islâm lain di luar gerombolan mereka yang mereka anggap menyelisihi. Misalnya dulu kasus ODOJ, dan sekarang video "Ada Apa Dengan Niqob"nya Ahmad Zaki. Benarkah seperti itu cara beragamanya para ‘Ulamâ’ Robbani? 📍 Kata Imâm as-Sa‘d at-Taftâzânî رحمه الله: ومن الجهلة من يجعل كل أمرلم يكن في زمن الصحابة بدعة مذ ...

Hati-Hati Saat Menerima & Menyebar Berita

Seorang Muslim itu wajib untuk berhati-hati ketika menerima berita, apalagi dari akun-akun yang tak jelas seperti yang mengambil nama manusia mutant berwarna hijau dari komik Marvel itu. ☠ Sebab isinya hanya predikisi / analisa, sedangkan ia seseakun yang tak jelas siapanya, sehingga tak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Bisa jadi memang ada 1 atau 2 berita dan analisanya yang benar, atau terlihat / terasa benar, namun apakah semuanya itu kemudian bisa dianggap sebagai kebenaran yang nyata sehingga pikiran dan hati sanubari kita yakin bahwa ia adalah muthlaq kebenaran yang tak tercampur dengan kedustaan? ⚠ Ingatlah bahwa adalah termasuk adab dari seseorang yang cerdas adalah saat menerima berita yang datang dari orang maka akan dicheck dan dikonfirmasi terlebih dahulu, tidak diterima mentah-mentah begitu saja. Sebab sikap asal-asalan menerima berita itu sangatlah berbahaya dan dapat menjerumuskan seseorang ke dalam dosa. Apalagi jika berita yang diterima mentah-men...

Perempuan Etalase…???

Gambar
GPK Kokohiyyun demi memenuhi hasrat rendahan mereka untuk menjelek-jelekkan videonya Ahmad Zaki yang viral (yang diberi judul oleh Netizen sebagai "Ada Apa Dengan Cadar"), mengutip dalîl tentang "perempuan adalah aurot" – lihat: Screenshot #1 Maksudnya adalah tak pantas untuk keluar-keluar rumah, apalagi tampil divideokan begitu. Dengan kejinya mereka mendakwa bahwa Ahmad Zaki telah menjadikan perempuan sebagai etalase. Benarkah perempuan harus dipingit di rumah saja? Benarkah ajaran Islâm dengan pemahamannya Salafush-Shôlih adalah seperti yang dikataka  oleh GPK Kokohiyyun itu? Perhatikan beberapa contoh terbaik dari para Shohâbiyah berikut ini… 🔵 Ummu Ayman رضي الله عنها Ketika Perang Uhud sedang pada puncaknya, saat pasukan pemanah melanggar instruksi Baginda Nabî sehingga mengakibatkan sejumlah pasukan musuh berhasil melakukan pincer manouver yang mengakibatkan ...

Romadhôn Bukan Hanya Tentang Puasa & Qiyamulail

Diwajibkannya shoum (puasa) di bulan Romadhôn pertama kalinya adalah pada tahun ke-2 Hijriyyah, yaitu dengan turunnya wahyu ayat 183-184 pada surat al-Baqoroh. 📌 Kata الله Subhânahu wa Ta‘âlâ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَ...

Amar Ma‘rûf Nahyi Munkar Itu Harus Persisten

Salah satu bukti dari betapa rusaknya ‘aqidah "murji-ah ma‘al hukkâm"-nya GPK Kokohiyyun itu adalah mereka membiarkan kezhôliman yang dilakukan oleh hukkâm yang lalim dengan beralasankan untuk mencegah fitnah kerusakan yang lebih besar. Bahkan bukan hanya mengajarkan agar ummat apatis terhadap kezhôliman hukkâm, GPK Kokohiyyun itu dengan tak tahu malu malah membenarkan kelakuan hukkâm yang lalim itu dengan mengutip matan hadîts dho‘if: "وَسَيَقُومُ فِيهِمْ رِجَالٌ قُلُوبُهُمْ قُلُوبُ الشَّيَاطِينِ فِي جُثْمَانِ إِن...

Definisi Seenak Jidat 2

Gambar
Lagi-lagi si ngustad Pesbuk GPK Kokohiyyun, al-Ngalamah Logical Fallacy, itu memahami agama dengan hawa nafsunya sendiri lalu kemudian menulis-nuliskan pula di FB untuk menyesatkan manusia! Perhatikan screenshot di bawah, khususnya yang diblock merah. Intinya adalah tetap berusaha keras memaksakan sekali bahwa NKRI adalah "Negara Islâm" walau tidak berhukum dengan Hukum Syari‘at. Padahal pemerintahan sejak dari zaman Bung Karno sampai dengan era Jokowi, tak ada yang pernah mengakui kalau NKRI itu adalah "Negara Islâm". Bahkan menurut mereka, Pancasila sebagai Dasar Negara itu sudah final, dan NKRI adalah bukan Negara Islâm. Titik. Si al-Ngalamah Logical Fallacy ini sok bermain dengan kata-kata, dia mengatakan: "…tidak ada yang mengklaim itu adalah syari‘at". Maka kalimat itu benar-benar adalah kebodohan yang amat sangat…!?! Kenapa? Memangnya itu UU yang melegalisasi peredaran miras itu apa namanya? Padahal syari‘at mengharômkan kho...

Definisi Seenak Jidat

Gambar
Sungguh mengherankanlah melihat GPK Kokohiyyun itu, mereka itu mengusung slogan "kembali ke majlis ‘ilmu dan jangan sibuk membicarakan politik", tetapi diam-diam mereka malah sibuk mengamati, bahkan nyinyir sekali mengomentari isu-isu politik yang terjadi. Contohnya si ngustad Pesbuk al-Ngalamah Logical Fallacy ini. Benar-benar suka sekali berlogical fallacy, membuat-buat definisi sendiri seakan mau membuat madzhab bahkan sekte sendiri. Si ngustad Pesbuk ini dengan seenaknya jidatnya membuat definisi sendiri tentang golongan-golongan yang sesat. Bagus apabila analisanya benar, kuat, dan bisa dipertanggungjawabkan, ini analisanya jelas ngawur dan pendapatnya sesat lagi menyesatkan banyak orang…!!! Misalnya definisi no 2, mengatakan Murji-ah itu menghalâlkan berontak walau tidak mengkâfirkan. Padahal, mana ada yang namanya Murji-ah itu memberontak? Iya, karena yang namanya ‘aqidah sesat murji-ah ma‘al hukkâm itu berkeyakinan bahwa adalah orang tet...

Ojo Kagetan, Ojo Gumunan

Orang Jawa itu, punya beberapa falsafah hidup yang salah satunya adalah: "ojo kagetan, ojo gumunan". Artinya kira-kira: jangan gampang terkaget-kaget / terkejut, jangan gampang merasa heran / takjub. Ayah mertua saya pernah menerangkan tentang falsafah "Ojo Kagetan, Ojo Gumunan" tersebut, di mana ojo kagetan itu dimaknai sebagai sikap tawakkal terhadap taqdir kekuasaan Robb Alam Semesta, sehingga tak berbesar kepala saat menyikapi keberhasilan, sekaligus juga tak mudah berputus-asa saat menghadapi kegagalan. Intinya adalah mengîmâni taqdir, bahwa segala sesuatu di Alam Semesta ini sudah ditentukan dan dicatatkan oleh Robb Yang Maha Mencipta, sehingga selalu sadar bahwa semua kejadian adalah taqdir Robb Semesta Alam. Sikap ojo kagetan mendidik kita untuk tidak latah berandai-andai: "aduhai, seandainya tadi demikian… maka akan demikian…", serta tidak gampang menuduh orang lain: "ini pasti gara-gara si Anu… makanya begitu…", tidak gampang mengutuk...

Memilih Pemimpin = Perkara Remeh???

Gambar
BongLaf (aka GPK Kokohiyyun) yang bikin poster di bawah ini asli sok tahu, sok merasa paling suci sedunia. Bagaimana tidak? Pertama, apakah kalau orang sibuk dengan #2019PresidenBaru itu artinya orang tersibukkan dengan perkara remeh-temeh dan terlalu cinta Dunia??? Apakah mereka tak tahu hal yang menjadi pangkal dari kebangkitan persatuan Ummat Islâm pada Aksi Bela Islâm di 2016 lalu itu apa? Ya memang wajar kalau para BongLaf itu tak tahu, karena mereka saat itu malah sibuk menista Ummat Islâm yang bersatu dengan tuduhan: "persatuan kebun binatang", "terkena syubhât Khowârij", bahkan "mau bughôt" sehingga boleh ditumpahkan darahnya. – الله المستعان FYI, Ummat Islâm itu bangkit karena marah Kitâbullôh dinista oleh si kâfir a Hog. Yaitu firman الله Subhânahu wa Ta‘âlâ yang melarang muslim untuk memilih pemimpin...

Dunia Muthlaq Terla‘nat?

GPK Kokohiyyun itu demi membela junjungannya agar bisa berkuasa lagi, mereka berusaha membuat Ummat Islâm jauh dari perpolitikan. Salah satu caranya adalah dengan mengangkat hadîts mulia yang mengatakan bahwa Dunia dan segala isinya adalah terla‘nat. 📌 Kata Baginda Nabî صلى الله عليه و سلم: إِنَّ الدُّنْيَا مَلْعُونَةٌ مَلْعُونٌ مَا فِيهَا إِلاَّ ذِكْرَ اللَّهِ وَمَا وَالاَهُ وَعَال...