Tak Sesederhana Itu, Pulgoso?
Beneran deh, saya asli ketawa sampai mules dengan postingan si Duktuur ini.
Bagaimana tidak? Setelah ia ngawur dengan opininya tentang konflik Iran - Isra-Hell, eh bukannya hapus postingan, malahan berusaha untuk menegakkan benang basah dengan membuat opini baru bahwa penyebab Perang Dunia II (PD II) adalah "kepentingan persaingan perlombaan senjata" belaka.
❓ Seperti biasa tentu pertanyaannya adalah: "Benarkah demikian?"
Yuk mari kita bahas…
Untuk membahas penyebab PD II, maka kita harus juga membahas tentang Perang Dunia I (PD I), karena PD II itu terjadi sebagai dampak dari PD I.
🔴 PD I disebabkan oleh jaringan faktor kompleks yang berkembang selama beberapa dekade sebelumnya, di mana para sejarawan biasanya mengelompokkan penyebabnya menjadi: jangka panjang, menengah, dan jangka pendek.
🔘 Penyebab jangka panjang (abreviasi mnemonicnya adalah MAIN)
▪️ 🄼iliterisme, yang mengakibatkan:
• Negara-negara di Eropa membangun kekuatan militer yang sangat besar karena Abad XIX (1801-1900) menjadi periode pergolakan yang sangat signifikan, yang dimulai dengan Revolusi Prancis lalu munculnya identitas nasional baru serta penyatuan beberapa wilayah yang menyebabkan beberapa perang besar yang mengubah peta politik dan keseimbangan kekuasaan – terkhusus karena Jerman membangun kekuatan militer laut yang demi menyaingi Inggris.
• Rencana-rencana militer, seperti Schlieffen Plan-nya Jerman (dibuat oleh Generalfeldmarschall Alfred von Schlieffen) yang memicu eskalasi ketegangan.
▪️ 🄰liansi, di mana terbentuknya dua blok aliansi besar, yaitu: "Triple Entente" (Inggris - Prancis - Russia) dan "Triple Alliance" (Jerman, Austria-Hongaria, Italia) di mana para anggota dari aliansi tersebut berjanji akan saling bantu apabila terjadi konflik sehingga mengakibatkan konflik lokal berkembang menjadi perang besar yang melibatkan banyak pihak.
▪️ 🄸mperialisme, di mana persaingan memperebutkan koloni, terutama benua Afrika dan Asia, memicu rivalitas – terkhusus akibat dari Jerman (sebagai kekuatan baru) di bawah Kaiser Wilhelm II mengeluarkan kebijakan "Platz an der Sonne" (arti: tempat di Matahari) yang ingin menegaskan posisi Jerman sebagai kekuatan dunia, setara dengan kekuatan kolonial lain seperti Inggris & Prancis sehingga saling berbenturan.
▪️ 🄽asionalisme, karena semangat nasionalisme sangat tinggi di seluruh Eropa, terutama di wilayah Eropa Timur & Balkan – khususnya nasionalisme Slavia (Serbia) yang didukung oleh Russia mengancam Kekaisaran Austria-Hongaria.
🔘 Penyebab jangka menengah
▪️ Kemunduran Keḳolīfahan Ùṫmāniyyah (Ottoman) yang menyebabkan "power vacuum" di wilayah Balkan yang mendorong persaingan antar negara-negara besar.
▪️ Krisis Balkan (1908-1913), yang meningkatkan ketegangan di mana:
• Aneksasi Bosnia-Herzegovina oleh Kekaisaran Austria-Hongaria (1908) memicu kemarahan Serbia.
• Perang Balkan (1912-1913) semakin memperburuk stabilitas.
▪️ Agresivitas Jerman (Weltpolitik), di mana Kaiser Wilhelm II menjalankan politik luar negeri yang agresif di mana Jerman menantang supremasi angkatan laut Inggris serta berusaha memperluas koloninya.
🔘 Penyebab jangka pendek (pemicu utama)
▪️ Pembunuhan Putra Mahkota Kekaisaran Austria-Hongaria, Franz Ferdinand, dan istrinya, Sophie, pada 28 Juni 1914 di Sarajevo oleh nasionalis Serbia bernama Gavrilo Princip, yang adalah anggota organisasi "Ujedinjenje ili Smrt" (arti: persatuan atau kematian - yang tujuan utamanya adalah membebaskan wilayah yang diduduki Austria-Hongaria dan/atau Kekaisaran Ottoman di bawah kepemimpinan Serbia).
▪️ Austria-Hongaria menyalahkan Serbia kemudian mengeluarkan ultimatum yang sangat keras (mencakup tuntutan seperti penindasan propaganda anti-Austria-Hongaria, penindakan para perwira militer yang dicurigai terlibat dalam plot, dan perwira Austria-Hongaria berpartisipasi dalam penyelidikan pembunuhan di wilayah Serbia). Serbia menerima sebagian besar tuntutan, tetapi menolak beberapa poin yang dianggap melanggar kedaulatan mereka. Penolakan sebagian syarat tersebut oleh Serbia dianggap tidak cukup oleh Austria-Hongaria sehingga pada 28 Juli 1914, Austria-Hongaria menyatakan perang terhadap Serbia. Pernyataan ini mengakibatkan Kekaisaran Russia, di bawah Tsar Nicholas II, sebagai pelindung tradisional bangsa Slavia dan sekutu Serbia, segera memulai mobilisasi pasukannya untuk mendukung Serbia. Jerman, yang telah menjanjikan dukungan penuh kepada Austria-Hongaria, melihat mobilisasi Russia sebagai ancaman langsung terhadap keamanannya sendiri, menuntut Russia menghentikan mobilisasi, namun Russia menolaknya sehingga Jerman pun mulai memobilisasi pasukannya sendiri dan menyatakan perang terhadap Russia – dan karena Jerman punya engingat "Schlieffen Plan" maka Jerman juga menyatakan perang terhadap Prancis (sekutu Russia) dan mengerahkan pasukan ke perbatasannya untuk menyerang Prancis. Schlieffen Plan melibatkan penyerbuan ke Belgia yang netral untuk melewati pertahanan Prancis yang mana pelanggaran terang-terangan terhadap kenetralan Belgia ini (yang telah dijamin oleh Inggris dengan Treaty of London of 1839) mendorong Inggris untuk menyatakan perang terhadap Jerman. Aliansi yang kompleks menyebabkan negara-negara saling menyatakan perang (disebut sebagai "The July Crisis of 1914").
.
🔴 Perang Dunia II (PD II)
🔘 Penyebab jangka panjang PD II (abreviasi mnemonicnya adalah TIME):
▪️ 🅃reaty of Versailles (1919), yang menghukum Jerman secara sangat berat berupa: denda reparasi yang sangat besar, kehilangan wilayah (baik wilayah di Eropa maupun koloni di Afrika dan Asia - Pasifik), demiliterisasi, dan pasal pengakuan kesalahan perang (Pasal 231), yang menimbulkan dendam besar di hati rakyat Jerman.
▪️ 🄸deologi, benturan dari ideologi-ideologi (Kapitalisme-Demokrasi – Nasionalisme-Sosialisme – Fasisme – Militerisme – Komunisme) besar mendorong terjadinya agresi, penaklukan, dan genosida
• Akibat dari kerasnya Treaty of Versailles itu terhadap Jerman, maka muncul dendam di hati rakyat Jerman sehingga menyuburkan ideologi-ideologi ekstrim yaitu Nazisme dan Komunisme, yang membuat Adolf Hitler naik menjadi Kanzler Jerman lalu setelah kematian Presiden Paul von Beneckendorff und von Hindenburg mati, maka Hitler mengangkat dirinya menjadi "Der Führer" (arti: sang pemimpin). Ideologi yang diusung oleh Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei (NAZI, arti: partai pekerja nasional sosialis Jerman adalah Nazisme yang sangat-sangat rasis (anti Yahūdiyy) dan sangat meyakini keunggulan ras Arya, di mana mereka membutuhkan "Lebensraum (arti: ruang hidup) dan membuat mereka butuh ekspansi di wilayah Eropa Timur.
• Di Russia, "Velikaya Oktyabr'skaya Sotsialisticheskaya Revolyutsiya" (arti: revolusi besar di bulan Oktober) 1917 memunculkan Negara Komunis bernama Uni Soviet yang dipimpin oleh Vladimir Lenin.
• Di Italia, Benito Mussolini secara menjadi Perdana Menteri Italia setelah berhasil mengintimidasi Raja Italia, Victor Emmanuel III, melalui gerakan "Marcia su Roma" (arti: pawai ke Roma) di mana ribuan anggota "Partito Nazionale Fascista" (arti: partai fasis nasional) yang dikenal sebagai "Camicie Nere" (arti: kemeja hitam) berbaris menuju Roma, yang membuatnya memilih untuk menunjuk Mussolini sebagai Perdana Menteri untuk menghindari pertumpahan darah dan kekacauan. Mussolini kemudian secara bertahap mengkonsolidasikan kekuasaannya sampai memproklamasikan dirinya sebagai diktator Italia dengan gelar "Il Duce" (arti: sang pemimpin). Mengagungkan negara dan kekuasaan absolut. Ideologi Fasisme yang diusung Mussolini ini menolak Demokrasi, Liberalisme, dan Sosialisme, dan menginginkan kebangkitan "Impero Romano" (arti: kekaisaran Romawi).
• Di Jepang, faksi militer menjadi sangat berkuasa dan berhasil membentuk pemerintahan yang sangat militeristik di bawah Tennō Heika Hirohito. Ideologi militeristik Jepang mempercayai bahwa mereka punya misi suci untuk memimpin Asia Timur sehingga mereka menolak dominasi Barat (akan tetapi meniru metode kolonialismenya), dan menyebarkan doktrin "Hakko Ichiu" (maksud: Asia satu keluarga di bawah Jepang).
▪️ 🄼iliterisme, kepercayaan bahwa kekuatan militer adalah alat utama yang sah di dalam menyelesaikan masalah internasional membuat kebijakan negara diarahkan oleh kepentingan militer.
• Jerman (Nazisme + Militerisme), Perjanjian Versailles yang membatasi militer Jerman sangat ditentang oleh Hitler dan ia mulai membangun kembali kekuatan militer Jerman dengan membuat "Wehrpflicht" (arti: wajib militer) diberlakukan kembali, remiliterisasi wilayah Rhineland, dan melakukan modernisasi terhadap AlUtSisTa pada Wehrmacht (angkatan darat), Luftwaffe (angkatan udara), dan Kriegsmarine (angkatan laut). Karena ideologi Nazisme menuntut Lebensraum, maka militer bagi Nazisme bukan hanya sekadar pertahanan, akan tetapi sebagai alat ekspansi agresif.
• Jepang (Militerisme Murni) yang sejak Dekade 1920-an makin dikuasai oleh kelompok militer menganggap invasi sebagai " Shizenken " (arti: hak alami) bagi bangsa Jepang sehingga pihak militer tanpa restu pemerintahan sipil menginvasi Manchuria (1931), kemudian invasi penuh ke China (1937), dan serangan ke Pearl Harbor (1941) yang diikuti invasi ke koloni-koloni Eropa di Asia (Hongkong, Vietnam, Malaysia, Filipina, dan Hindia Belanda) serta ke Pasifik Selatan.
• Italia (Fasisme + Militerisme), karena ideologi Fasisme Mussolini identik dengan kejayaan militer dan keinginannya menghidupkan kembali Kekaisaran Romawi kuno maka ia membangun kekuatan militer Italia dan melakukan invasi ke Ethiopia (1935), lalu ke Albania (1939)..
▪️ 🄴conomic Crisis, Krisis Ekonomi (1929) menyebabkan melesunya perekonomian dunia di awal s/d pertengahan Dekade 193x-an yang dikenal sebagai "Big Depression" / "Malaise". Mayoritas rakyat di berbagai negara di berbagai penjuru dunia mengalami pengangguran & kemiskinan, sehingga partai-partai dengan ideologi ekstrim (semisal: Nazisme, Fasisme, Komunisme) meraih dukungan yang besar. Akibatnya bangkitlah "Totalitarian Regime".
🔘 Penyebab jangka menengah PD II
▪️ Kegagalan League of Nations (liga bangsa-bangsa, dibentuk berdasarkan ide dari Presiden Amrik, Woodrow Wilson di mana ia meraih Nobel Perdamaian 1919 karenanya, namun lucunya Amrik tak pernah bergabung ke dalamnya sebagai akibat dari ideologi Isolasionis dan politik Autarki ditambah penolakan Kongres Amrik meratifikasi Perjanjian Versailles) dikarenakan lemah sebab tak punya kekuatan untuk mengeksekusi, sehingga tak mampu mencegah agresi Jepang (Manchuria 1931), agresi Italia (Ethiopia 1935), dan agresi Jerman (Rhineland 1936, Austria 1938, dan Cekoslowakia 1938-1939).
▪️ Politik Appeasement, yang dijalankan oleh Inggris & Prancis sebagai usaha untuk menghindari terjadinya perang besar dengan membiarkan Hitler memperluas wilayah Jerman:
• Münchner Abkommen / Munich Agreement (1938) antara Jerman (Adolf Hitler), Inggris (Neville Chamberlain), Prancis (Édouard Daladier), dan Italia (Benito Mussolini), yang mengizinkan Jerman untuk menganeksasi wilayah Sudetenland di Cekoslowakia.
• Deutsch-Sowjetischer Nichtangriffspakt / Dogovor o Nenapadenii Mezhdu Germaniyey i Sovetskim Soyuzom (1939), antara Jerman (Joachim von Ribbentrop) dengan Uni Soviet (Vyacheslav Molotov) yang secara umum dikenal luas sebagai perjanjian non agresi antara Jerman & Uni Soviet, namun ada pasal rahasia bahwa keduanya bersepakat untuk membagi wilayah Polandia.
🔘 Penyebab jangka pendek / langsung, yaitu:
▪️ Invasi Jerman ke Polandia pada 1 September 1939 yang menyebabkan Inggris & Prancis menyatakan perang terhadap Jerman.
▪️ Serangan Jepang ke Pearl Harbor pada 8 Desember 1941 yang menyebabkan Amrik menyatakan perang terhadap Jepang, yang mengakibatkan pernyataan perang Jerman terhadap Amrik pada 11 Desember 1941 – meskipun Jerman tak memiliki kewajiban langsung di bawah Dreimächtepakt (pakta tripartit antara Jerman-Italia-Jepang yang kemudian dikenal sebagai kelompok "Axis") untuk menyatakan perang kepada Amrik apabila Jepang yang diserang, namun Hitler memutuskan untuk melakukannya sehingga secara efektif mengubah konflik regional di Eropa & Pasifik menjadi "Perang Dunia" yang benar-benar global yang lebih global daripada PD I.
.
Jadi apakah bisa dikatakan bahwa penyebab PD II itu "hanya sekadar persaingan / perlombaan senjata"…?
Tentunya sama sekali TIDAK…!
Demikian, semoga bermanfaat.
… … …
📖 RUJUKAN
- Adam Tooze, "The Wages of Destruction: The Making and Breaking of the Nazi Economy" (2006)
- Antony Beevor, "The Second World War" (2012)
- AJP Taylor, "The Struggle for Mastery in Europe 1848–1918" (1954)
- AJP Taylor, "The Origins of the Second World War" (1961)
- Christopher Clark, "The Sleepwalkers: How Europe Went to War in 1914" (2012)
- David Stevenson, "Cataclysm: The First World War as Political Tragedy" (2004)
- Gerhard L Weinberg, "A World at Arms: A Global History of World War II" (1994)
- Hew Strachan, "The First World War" (2001)
- Ian Kershaw, "To Hell and Back: Europe 1914-1949" (2015)
- John Keegan, "The First World War" (1998)
- Margaret MacMillan, "The War That Ended Peace: The Road to 1914" (2013)
- Mark Hewitson (ed.), "Germany and the Causes of the First World War" (2004)
- Richard J Evans, "The Third Reich Trilogy" (2003)
- Richard Overy, "The Origins of the Second World War" (2008, 3rd ed.)
Komentar
Posting Komentar