Bahaya Àqīdah Murji-ah
Kaum PENDAKU, baik itu dari varian Salafiy maupun varian Aswaja, sebenarnya sama àqīdahnya, yaitu: MURJI-AH. Apa sih Murji-ah itu? Inti àqīdah Murji-ah itu ada 2, yaitu: ⑴. Pengakuan īmān cukup hanya di dalam hati, dan tak dituntut membuktikan keīmānannya dalam àmal perbuatan sehari-hari. ⑵. Selama telah mengucapkan Ṡahadatain, seorang Muslim yang melakukan perbuatan dosa apapun juga tidak dihukumi kāfir. Sebenarnya, kedua keyakinan inti Murji-ah itu adalah sesuatu yang sangat janggal dan sulit diterima oleh akal sehat, bahkan oleh kalangan Murji-ah itu sendiri. Bagaimana tidak? Bukankah yang namanya keyakinan īmān dan àmal perbuatan di dalam Islām itu merupakan satu kesatuan yang harus selaras dan berkesinambungan, dan tak bisa dipisah-pisah? Bagaimana mungkin seorang yang melakukan perbuatan dosa yang membatalkan keīmānannya tak dianggap kāfir hanya karena menganggap bahwa hukuman terhadap àmal perbuatan manusia ditangguhkan oleh Allōh ﷻ sampai dengan Hari Ākhirot? Di bidang politik...