Yahūdiyy Itu Tukang Dusta

Pada zaman Baginda Nabī ﷺ‎ di Madīnah, terjadi perzināhan di kalangan élite kaum Yahūdiyy di Madīnah, dan pelakunya mereka tangkap dan hendak diḥukum. Namun kaum Yahūdiyy itu licik, mereka ingin menjebak Baginda Nabī ﷺ‎ dan mengetahui bagaimana karakter Beliau ﷺ‎ yang sesungguhnya.

Jadi di dalam Taurōt, ḥukuman perzināhan bagi orang yang sudah menikāh itu adalah ar-rojm*¹. Namun pada masa lalu ketika ada kerabat Raja Yahūdiyy yang melakukan perzināhan, maka ḥukuman rajam itu diubah jadi tajbiyyah*² dan semenjak itu apabila yang melakukan perzināhan adalah dari kalangan élite, maka kaum Yahūdiyy menerapkan ḥukuman tajbiyyah, sedangkan kalau dari kalangan bawah yang melakukannya maka mereka menerapkan ḥukuman ar-rojm.


Para tetua kaum Yahūdiyy lalu mengatakan, "Bawa pelakunya kepada Muḥammad (ﷺ‎), mintakan ḥukuman kepadanya. Apabila ia (Muḥammad ﷺ‎) menjatuhkan ḥukuman tajbiyyah, maka ikutilah ia, karena ia hanyalah seseorang yang ingin berkuasa saja. Tetapi apabila ia menjatuhkan hukuman ar-rojm, maka berhati-hatilah karena ia adalah seorang Nabiyullōh yang mungkin akan merampas harta kekayaan kalian!".

Maka orang-orang Yahūdiyy lalu mendatangi Baginda Nabī ﷺ dan memintakan ḥukuman atas para pelaku zinā itu.

Baginda Nabī ﷺ pun bertanya kepada mereka:

كَيْفَ تَفْعَلُونَ بِمَنْ زَنَى مِنْكُمْ

(arti) _“Apa (ḥukuman) yang biasa kalian terapkan terhadap salah seorang di antara kalian yang melakukan perzināhan?”_

Orang-orang Yahūdiyy menjawab bahwa mereka biasanya menerapkan ḥukuman tajbiyyah.

Baginda Nabī ﷺ lalu mempertanyakan hal tersebut:

لاَ تَجِدُونَ فِي ٱلتَّوْرَاةِ ٱلرَّجْمَ

(arti) _“Tidakkah kalian mendapati di dalam Taurōt ḥukuman ar-rojm?”_

Orang-orang Yahūdiyy berbohong dengan menjawab bahwa mereka tidak mendapati hukuman ar-rojm di dalam Taurōt.

Maka Àbdullōh ibn Salām*³ رضي اللـه تعالى عنه mendengar pernyataan orang-orang Yahūdiyy itu langsung menukas:

كَذَبْتُمْ ‏! فَأْتُوا بِٱلتَّوْرَاةِ فَاتْلُوهَا إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ

(arti) _“Kalian dusta! Bawalah kitāb Taurōt ke sini dan bacalah jika kamu adalah orang yang jujur.”_

Mengetahui bahwa Baginda Nabī ﷺ adalah seorang yang tak bisa baca-tulis, maka orang Yahūdiyy santai saja. Mereka berpikir bagaimana mungkin seorang yang tak bisa baca tulis Àrab bisa membaca Taurōt yang dalam bahasa Ibrani. Maka orang-orang Yahūdiyy pun membawakan Taurōt ke hadapan Baginda Nabī ﷺ, dan salah seorang pemuka agamanya membacakan Taurōt itu namun di bagian ayat tentang hukuman ar-rojm bagi pezinā, ia meletakkan tangannya di atas kalimat tentang ar-rojm sehingga ia bisa melewati membaca kalimat tersebut.

Melihat hal itu Àbdullōh ibn Salām رضي اللـه تعالى عنه segera menepis tangan si pemuka agama Yahūdiyy dari lembaran Taurōt itu, dan ia menunjuk pada ayat ar-rojm sambil berkata: "Apa ini?"

Maka si pemuka agama Yahūdiyy itu tak punya pilihan lain selain mengakui dan membenarkan bahwa ayat itu adalah tentang ḥukuman ar-rojm.

Lalu Baginda Nabī ﷺ pun memerintahkan agar kedua pelaku zinā itu dirajam, dan keduanya pun dirajam sampai mati.

Pelajaran yang kita ambil dari kisah ini adalah kaum Yahūdiyy itu adalah tukang tipu, dan mereka bahkan nekad melakukan penipuan di hadapan langsung Baginda Nabī ﷺ.

Demikian, semoga bermanfaat.

… … …

*¹ Ar-Rojm itu adalah ḥukuman Kitābullōh bagi pelaku zinā di mana pelakunya dilempari batu-batu ukuran telur puyuh sampai mati.

*² Tajbiyyah itu adalah ḥukuman buatan Yahūdiyy di mana pelakunya dilumuri sejenis tar / aspal wajah dan tubuhnya, lalu dicambuk beberapa kali, lalu ditaruh telungkup di atas kuda / keledai dengan wajah menghadap pantat hewan tunggangan itu kemudian diarak keliling kota.

*³ Àbdullōh ibn Salām رضي اللـه تعالى عنه adalah seorang Ṣoḥābat yang berasal dari keluarga Rabbi Yahūdiyy dan ia pun adalah mantan rabbi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penguasa Zhōlim Belum Tentu Cerminan Rakyat Yang Buruk

Selektif Dalam Mencari Guru – Sebuah Tinjauan

Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah!