Baca Basmalah Sebelum Berma’ṣiyah?
Beredar potongan potongan vlog seorang artis muda anak dari mendiang daì yang dulu terkenal sebagai ustāżnya anak-anak muda, di mana si pemuda itu mengatakan bahwa dirinya kalau diajak teman-temannya minum ḳomr, ia menolaknya. Hanya saja si Pemuda itu minta kepada teman-temannya untuk membaca "Basmalah" terlebih dulu.
What…??? 😱
Si Pemuda itu kemudian melanjutkan bahwa memang ḳomr itu ḥarōm, namun jalan hidāyah dari Allōh itu banyak jadi jangan dibatasi, karena Allōh itu Maha Baik.
❓ Bagaimana menyikapi pendapat seperti itu?
Baiklah…
Sungguh itu benar-benar pemahaman yang sangat keliru terhadap hidāyah…!
Bagaimana tidak?
Masa iya sebelum minum ḳomr baca "bismillāh" dulu?
Atau sebelum berzina baca "allōhumma jannibnīṡ-ṡaiṭōna wa jannibiṡ-ṡaiṭōna mā rozaqtanā" dulu?
Atau sebelum main judi baca "allōhumma innī as-aluka rizqon ḥalālan wa ṭoyyiban wa bārik lī fīhi" dulu?
❌ Tidak mungkin begitu, karena jalan hidayah TIDAK BISA dicari dengan berma’ṣiyah kepada Allōh ﷻ.
📌 Kata Allōh ﷻ di dalam firman-Nya:
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ يَهْدِيهِمْ رَبُّهُمْ بِإِيمَانِهِمْ
(arti) _“Sungguh-sungguh orang-orang yang mu’min dan mengerjakan àmal-àmal ṣōlih, mereka diberi petunjuk oleh Robb mereka karena keīmānannya.”_ [QS Yūnus (10) ayat 9].
dan…
📌 Kata Allōh ﷻ di dalam firman-Nya:
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
(arti) _“Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh untuk (mencari keriḍōan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh-sungguh Allōh benar-benar bersama orang-orang yang berbuat kebaikan.”_ [QS al-Ànkabūt (29) ayat 69].
‼️ Jelas bahwa hidāyah Allōh berikan kepada orang-orang yang sungguh-sungguh dalam berbuat àmal kebajikan.
Seperti kisah tentang seorang pelatjur yang memberi minum seekor andjing kehausan. Sebagian ùlamā’ mengisahkan bahwa si Pelatjur itu sampai bersusah-payah turun ke dalam sumur untuk menyauk air dengan sepatunya, untuk diberikan si andjing. Perbuatan itu dilakukannya pada saat tiada seorang pun yang melihat dirinya melakukan hal itu. Maka perbuatan baiknya itulah menjadi pintu hidāyah bagi si Pelatjur itu, sehingga ia berhenti berma’ṣiyah kepada Allōh ﷻ.
🚫 Jadi tidak bisa berma’ṣiyah asal baca nama-Nya dulu, atau istilahnya "ṣolāt terus ma’ṣiyah jalan". Tidak bisa begitu. No…!
Karena ma’ṣiyah itu justru menjauhkan dari hidāyah-Nya.
📌 Kata Allōh ﷻ di dalam firman-Nya:
إِنَّ اللهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
(arti) _“Sungguh-sungguh Allōh tidak memberikan petunjuk kepada kaum yang ẓōlim.”_ [QS al-Aḥqōf (46) ayat 10].
dan…
📌 Kata Allōh ﷻ di dalam firman-Nya:
وَاللهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
(arti) _“Dan Allōh tidak memberikan petunjuk kepada kaum yang fāsiq.”_ [QS at-Taubah (9) ayat 80].
dan…
📌 Kata Allōh ﷻ di dalam firman-Nya:
إِنَّ اللهَ لَا يَهْدِي مَنْ هُوَ مُسْرِفٌ كَذَّابٌ
(arti) _“Sungguh-sungguh Alloh tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta.”_ [QS Ġōfir / al-Mu’min (40) ayat 28].
❓ Lalu bagaimana jika masih terjerumus dalam kemaksiyatan?
Namanya manusia itu adalah TUKANG berbuat dosa.
📌 Baginda Nabī ﷺ mengatakan:
كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ
(arti) _“Setiap manusia adalah tukang berbuat kesalahan, dan sebaik-baik tukang berbuat kesalahan adalah orang yang sering bertaubat.”_ [HR at-Tirmiżī no 2499; Ibnu Mājah no 4251; Aḥmad no 12576; ad-Dārimī no 2769].
Maka iringilah perbuatan ma’ṣiyah dengan pertaubatan yang sungguh-sungguh kepada Allōh ﷻ. BUKAN dengan sebelum berbuat ma’ṣiyah menyebut nama-Nya.
Demikian, semoga bermanfaat.
Komentar
Posting Komentar