Weak in the Presence of Beauty

Sebenarnya fenomena Putri & Agnes itu bukanlah sesuatu hal yang baru.

Bukankah Iliad yang ditulis oleh sastrawan Yunani, Homer (Abad VIII BCE), mengisahkan tentang Helen (istri dari Raja Sparta Menelaus) yang diculik oleh Paris sang Pangeran Troya, yang akhirnya menjadi pretext Raja Agamemnon dari Yunani menyerbu Troya?

Bukankah Mahābhāratam yang ditulis oleh sastrawan India, Vyasa (Abad IV BCE), yang mengisahkan perang Kurukshetra yang pretext-nya adalah karena Draupadi (istri dari Pandava) dilecehkan oleh Kaurava?

Baik Iliad maupun Mahābhāratam memang hanyalah legenda, namun bukan berarti 100% dongengan, karena bisa saja ia berdasarkan kisah yang benar-benar terjadi (tentunya tak sesepektakular yang dikisahkan).

Fitnah perempuan itu sama tuanya dengan sejarah kemanusiaan.


Jelas sungguh benar terjadi ayahanda kita, Nabī Ādam عليه السلام, dihukum turun ke Dunia ini karena fitnah perempuan. Adalah Ibunda Ḥawwā’ (yang digoda oleh Ṡaiṭōn) yang lalu merayu Nabī Ādam untuk mendekati pohon larangan.

Jelas sungguh benar terjadi bahwa istri al-Àzīz (di dalam riwayat Isrō-īliyat disebutkan namanya Zulaiḳō) ingin berzina dengan Nabī Yūsuf عليه السلام lalu karena gagal ia pun memfitnah Nabī Yūsuf.

Allōh ﷻ‎ mengabadikan perkataan al-Àzīz kepada istrinya setelah meyakini bahwa istrinya itulah yang sebenarnya ingin berbuat nakal lalu memfitnah Nabī Yūsuf:

إِنَّهُ مِن كَيْدِكُنَّ إِنَّ كَيْدَكُنَّ عَظِيمٌ

(arti) _“Sungguh-sungguh (kejadian) itu adalah di antara tipu daya kalian (kaum perempuan). Sungguh-sungguh tipu daya kalian (kaum perempuan) adalah sangat besar.”_ [QS Yūsuf (12) ayat 28].

Di situ terlihat bahwa memang banyak laki-laki yang berhasil dimanipulasi oleh perempuan.

Ya memang sudah sunnatullōh-nya seperti itu, sebagaimana kata Baginda Nabī ﷺ‎:

مَا رَأَيْتُ مِنْ نَاقِصَاتِ عَقْلٍ وَدِينٍ أَذْهَبَ لِلُبِّ الرَّجُلِ الْحَازِمِ مِنْ إِحْدَاكُنَّ

(arti) _“Tak pernah aku melihat orang yang kurang akal dan agamanya dapat menghilangkan akal dari laki-laki yang bijak dan hati-hati melainkan salah seorang di antara kalian, wahai perempuan.”_ [HR al-Buḳōrī no 304, 1462; Muslim no 79; Ibnu Mājah no 4003].

Karena itu pulalah mengapa sebagian dari ùlamā’ ahli tafsīr menafsirkan kalimat "وَخُلِقَ الْإِنْسَانُ ضَعِيفًا" (arti: dan manusia diciptakan dalam keadaan lemah), pada firman Allōh ﷻ‎ di QS an-Nisā’ (4) ayat 28, sebagai lemah terhadap godaan perempuan karena konteks ayat suci sebelumnya adalah motivasi untuk menikāh.

Jadi bagi laki-laki yang normal, tidak usah lah sok-sok merasa kuat apalagi mengira diri immune dari godaan perempuan.

Baginda Nabī ﷺ‎ memperingatkan:

مَا تَرَكْتُ بَعْدِى فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ

(arti) _“Tidaklah aku tinggalkan sepeninggalku fitnah yang lebih berbahaya bagi kaum laki-laki yaitu (fitnah) perempuan.”_ [HR al-Buḳōrī no 5096; Muslim no 2740-1; at-Tirmiżī no 2780; Ibnu Mājah no 3998; Aḥmad no 20751, *828].

نسأل الله السلامة والعافية في الدنيا والآخرة

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rules of Engagement

Selektif Dalam Mencari Guru – Sebuah Tinjauan

Penguasa Zhōlim Belum Tentu Cerminan Rakyat Yang Buruk