Biro Jodoh à la GPK Kokohiyyun
Seorang teman cerita bahwa waktu baru-baru hijroh dia pernah bergabung di sebuah grup ta‘aruf GPK Kokohiyyun. Teman ini seorang perempuan, berpendidikan S2, punya pekerjaan tetap dan sekaligus juga dosen. Wajahnya juga cantik, maklum dia mantan model.
Harapannya si teman ini dia dipertemukan dengan lelaki yang layak dan nyunnah lah…
Iya sih, memang dia dita‘arufkan dengan lelaki yang sudah nyunnah katanya, tetapi yang disodorkan itu adalah "buruh pabrik", "tukang reparasi kulkas", bahkan suami orang…!
Tentunya teman ini menolak dong calon-calon yang disodorkan tersebut?
Eh ternyata pada marah-marah tuh para lelaki yang sudah nyunnah itu karena ditolak, malahan teman itu sampai disumpah-sumpahi karena menurut mereka harôm menolak laki-laki atas alasan duniawi…!
Terus terang saat mendengar cerita teman tersebut jadi geli sekaligus miris lah.
Bagaimana tidak? Katanya GPK Kokohiyyun itu mempelajari sunnah, tetapi sunnah dalam mencari jodoh saja mereka tak tahu!
Iya, bukankah…
📌 Kata Baginda Nabî صلى الله عليه وسلم:
تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ
(arti) _“Perempuan itu dinikahi karena empat hal, yaitu: karena hartanya, karena keturunan (nasab)nya, karena kecantikannya, dan karena agamanya. Maka pilihlah karena agamanya, niscaya kamu akan beruntung.”_ [HR al-Bukhôrî no 5090; Muslim no 1466; Abû Dâwud no 2047; an-Nasâ-i no 2030; Ibnu Mâjah no 1858; Ahmad no 9156].
⇒ Hadîts yang mulia ini mengajarkan kepada kita bahwa mencari pasangan itu hendaknya memperhatikan kriteria di dalam keempat hal tersebut di atas, yaitu: harya, keturunan, fisik, dan agama, di mana hendaknya memperhatikan kesekufuan (kesetaraan). Faktor kesekufuan yang paling penting adalah setara dalam agama.
Kenapa…?
Karena sesuatu yang tidak imbang / setara itu akan berat menyekmbangkang dan mengkompensasinya.
Berapa banyak pasangan yang berbeda milieu keluarga itu akhirnya bermasalah? Atau berapa banyak pasangan yang berbeda pendidikan itu akhirnya bermasalah?
Makanya pada hadîts itu disebutkan agama sebagai faktor yang paling penting. Sebab itulah kompensator yang paling kuat terhadap ketidak-setaraan milieu keluarga, harta, pendidikan, fisik, dlsb.
Agama lah yang bisa "menetralisir" perbedaan-perbedaan faktor keluarga, harta, dan nasab tersebut.
Namun, bukan berarti pasti sukses juga walau agamanya sudah oke.
Iya, karena bukankah ada pelajaran penting dari kisah pernikahan Ibunda Zaynab bintu Jahasy رضي الله عنها yang berasal dari keluarga mulia dan kaya dengan Shohâbat mulia Zayd ibn Haritsah رضي الله عنه yang mantan budak?
Tidak mungkin ada yang kurang dari agama Shohâbat Zayd رضي الله عنه, karena bukankah beliau anak angkat dan kesayangan dari Baginda Nabî? Tetapi tetap saja pernikahan Ibunda Zaynab dengan Shohâbat Zayd tidak harmonis, sehingga akhirnya keduanya pun harus berpisah.
Selanjutnya selepas masa iddahnya, Ibunda Zaynab dinikahkan langsung dengan Baginda Nabî صلى الله عليه وسلم oleh الله Subhânahu wa Ta‘âlâ dari Langit dengan turunnya wahyu QS al-Ahzâb (33) ayat 37.
📌 Kata الله Subhânahu wa Ta‘âlâ:
فَلَمَّا قَضَىٰ زَيْدٌ مِّنْهَا وَطَرًا زَوَّجْنَاكَهَا لِكَيْ لَا يَكُونَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ حَرَجٌ فِي أَزْوَاجِ أَدْعِيَائِهِمْ إِذَا قَضَوْا مِنْهُنَّ وَطَرًا وَكَانَ أَمْرُ اللَّهِ مَفْعُولًا
(arti) _“Maka tatkala Zayd telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya (menceraikannya), Kami nikahkan kamu dengan dia (Zaynab) supaya tak ada keberatan bagi orang mu’min untuk (mengawini mantan) isteri-isteri dari anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya daripada isterinya. Dan adalah ketetapan Allôh itu pasti terjadi.”_
Itulah The Real Match Made in Heaven…!
☠ Adapun bagi GPK Kokohiyyun, maka tak usah sok-sok paling nyunnah sehingga nekad menerabas parameter sekufu itu. Kalian itu seujung kukunya Shohâbat Zayd pun tak ada.
Sedangkan bagi Ummat Islâm, khususnya akhowat yang sedang mencari pasangan, berhati-hatilah dengan bokisannya GPK Kokohiyyun itu.
نَسْأَلُ اللهَ الْسَلَامَةَ وَالْعَافِيَةَ
Komentar
Posting Komentar