Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2024

Kalau Sudah Benci Apapun Jadi Salah?

Gambar
Kalimat ini jadi sering lewat di lini masa saya, terutama dari pendukung uAH (yang saat ini sedang dikritik terkait pertanyaan "mirip ya" antara al-Qur-ān surah Maryam ayat 30-31 dengan Injīl Johanes 3:16) yang ditujukan kepada para pengkritiknya. ❓ Seperti biasa, pertanyaan adalah tepatkah demikian? ‼️ Hakikatnya, kalimat "sudah benci maka apapun salah" itu berlaku untuk kedua belah pihak, baik kepada pihak pengkritik, maupun kepada pihak dengan yang dikritik. ❔ Kenapa? Sebab… 🚫 Pada sisi pihak yang mengkritik, bisa jadi mencari-cari kesalahan, membesar-besarkan kesalahan, bahkan menyalahkan apa yang tidak salah (seperti misalnya dengan memotong-motong video atau memberikan judul yang tidak benar). Sebaliknya… 🚫 Pada sisi pihak yang dikritik, bisa jadi mengecil-ngecilkan kesalahan, atau menutup-nutupi kesalahan, atau bahkan menganggap yang mengkritik mencari-cari kesalahan (seperti menuduh orang memotong-motong video padahal mau panjang atau pun pendek esensinya ...

Mendoakan Hidāyah Atas Penguasa Lalim?

Gambar
Kemarin alḥamdulillāh telah dibahas tentang mendoakan keburukan bagi penguasa yang lalim, maka bagaimana dengan mendoakan hidāyah untuk penguasa lalim? Pertanyaan ini muncul karena sering digadang-gadangkan kalimat: "Kalau kau cela pemimpinmu, apakah pemimpinmu akan berubah? Tidak, takkan berubah! Tetapi kalau kau doakan pemimpinmu, maka Allōh ﷻ Maha Bisa mengubah pemimpinmu! Lalu kenapa tak kau doakan pemimpinmu?" Kalimat itu biasanya disambung dengan mengambil dalīl bahwasanya Baginda Nabī ﷺ dulu pernah mendoakan agar salah satu dari dua Ùmar (Ùmar ibn al-Ḳoṭṭob رضي الله تعالى عنه atau Abū Jahal Àmrū ibn Hiṡām) agar masuk Islām. ❓ Seperti biasa pertanyaannya adalah: apakah tepat kalimat dan pendalīlan yang demikian? Pertama-tama tentunya mendoakan orang kāfir semisal: "Semoga ia dapat hidāyah", atau: "Semoga ia berubah jadi baik", itu tak pernah ada larangannya secara spesifik. Apalagi perkara hidāyah itu adalah Allōh ﷻ yang Maha Kuasa kepada siapa diber...

Mendengarkan Keluhan Rakyat

Gambar
Beberapa tahun lalu saya mengunjungi Museum Ullen Sentanu di DIY. Di sana saya mendapati foto raja-raja Mataram Islām itu di pakaian kebesarannya, telinganya memakai hiasan seakan jadi mirip telinganya kelinci. Lalu saya tanyakan ke petugas, ternyata memang iya maksudnya memang telinganya kelinci, yang melambangkan bahwa menjadi pemimpin itu berkewajiban peka mendengarkan keluhan rakyat. Saya pun langsung relate, ini persis seperti apa yang dicontoh oleh junjungan kita, Baginda Nabī ﷺ‎. Iya, banyak riwayat di mana Baginda Nabī ﷺ‎ itu mendengarkan keluhan rakyat yang seorang anak kecil sekalipun. Diriwayatkan dari Ṣoḥābat mulia Anas ibn Mālik رضي الله تعالى عنه (yang dititipkan oleh ibu kandungnya untuk menjadi pembantu Baginda Nabī ﷺ‎ semenjak usia 10 tahun) bahwa Baginda Nabī ﷺ itu biasa mendengarkan keluhan anak-anak, di mana suatu saat adiknya Anas yang masih kecil (sekira usia 3 tahun) mati burung peliharaannya sehingga ia jadi bersedih. Mendapati hal itu, Baginda Nabī ﷺ‎ menghampi...

Mendoakan Kebaikan Untuk Penguasa Ẓōlim?

Gambar
Pagi-pagi mendapatkan postingan sesengustad yang membawakan perkataan dari al-Imām al-Ḥasan ibn Àliyy al-Barbahāriyy رحمه الله تعالى di dalam kitābnya yang berjudul "Ṡarhus-Sunnah": وإذا رأيت ٱلرجل يدعو على ٱلسلطان فاعلم أنه صاحب هوى … وإذا سمعت ٱلرجل يدعو للسلطان بالصلاح فاعلم أنه صاحب سنة إن شاء ٱلله (arti) _“Apabila kamu melihat seseorang yang mendoakan jelek kepada penguasa, ketahuilah bahwa ia adalah aḥlul-bidàh … apabila kamu mendengar orang yang mendoakan kebaikan pada penguasanya, maka ketahuilah bahwa ia adalah aḥlus-sunnah.” Lalu dibawakan lah doa-doa kebaikan bagi penguasa oleh si ngustad… ❓ Maka seperti biasa pertanyaannya adalah: benarkah pendapat yang demikian itu…? Well, sebenarnya ini adalah kelakuan gerombolan Neo Murji-ah Kokohiyyūn, namun karena keder parTAI sekarang sudah jadi warga Panti Pijat++, kelakuan menukil dalīl / perkataan ùlamā’ untuk membela penguasa ẓōlim pun mereka lakukan juga. Adapun untuk menjawabnya maka kita perlu bahasan yang agak panjan...

Keriuhan Nasab Ḥabaib & Yang Mendekatkan Seseorang Dengan Baginda Nabī ﷺ‎

Gambar
Sebenarnya saya enggan membahas soal nasab ini, akan tetapi karena masih ada yang bertanya tentang apa pendapat saya, maka berikut pandangan saya tentangnya. 🔴 Pertama, nasab (نسب) itu di dalam Islām adalah berdasarkan catatan pernikāhan, atau oleh orang Àrab di masa lalu itu dihapalkan siapa menikāhi siapa lalu siapa anak keturunannya. Ṣoḥābat mulia yang terkenal pakar dalam perkara nasab adalah Ḳolīfah Abū Bakr aṣ-Ṣiddīq رضي الله تعالى عنه dan putrinya, Ummul-Mu’minīn Ȁ-iṡah aṣ-Ṣiddīqoh رضي الله تعالى عنها. Tidak pernah ada urusannya antara nasab itu dengan DNA dalam Ṡariàt, karena walaupun anak hasil dari istri yang berzinā, namun jika suami dari ibunya itu tak melakukan liàn, maka nasab anak itu tetap kepada suami dari ibunya, sebagaimana kata Baginda Nabī ﷺ di dalam suatu riwayat: ٱلْوَلَدُ لِلْفِرَاشِ وَلِلْعَاهِرِ ٱلْحَجَرُ (arti) _“Anak itu milik ranjang (suami), dan bagi (laki-laki) pezinā adalah batu (kerugian).”_ [HR al-Buḳōriyy no 6918, 7182; Muslim no 1457-8; Abū Dāwūd no...

Daì & Imām Jahat

Gambar
Di mata sebagian besar masyarakat kita dua gelar (daì & imām) itu konotasinya sudah pasti baik, sudah pasti oknum yang disebut daì atau imām itu adalah seseorang yang ṣōlih dan bertaqwa kepada Allōh ﷻ‎. ❓ Pertanyaannya, benarkah begitu? Pertama-tama tentang gelar "daì" yang artinya secara bahasa adalah seseorang yang berda`wah (mengajak / menyeru) orang. 📌 Di dalam al-Qur-ān, Allōh ﷻ‎ memerintahkan: وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى ٱلْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنْكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ (arti) _“Hendaklah ada di antara kalian ada sekelompok orang yang menyeru kepada kebajikan, dan memerintahkan kepada yang baik, dan melarang dari yang mungkar. Dan merekalah orang-orang yang beruntung.”_ [QS Āli Ìmrōn (3) ayat 104]. ⚠ Maka kalau diperhatikan keumuman dari ayat tersebut, ketika ada sebagian orang yang menyeru kepada kebajikan dan memerintahkan kepada yang baik, maka tentunya secara logis sebaliknya ada pula sebagia...

Baik Tak Harus Karena Cinta, Tak Cinta Tak Boleh Jadi Ẓōlim

Gambar
Sungguh miris melihat seorang Imām Masjid yang setiap harinya ia mengimāmi ṣolāt membaca: وَلَا ٱلضَّآلِّينَ mencium kepala Paus. Seakan ia melupakan apa kata para ùlamā’ mufassīr di dalam kitāb-kitāb tafsīr mereka tentang apa makna kalimat itu. ❓ Adapun pertanyaannya bagi kaum Muslimīn, bagaimana menyikapi hal itu? ‼️ Ḥukumnya sudah jelas, yaitu: Allōh ﷻ‎ MELARANG hamba-hamba berīmān untuk mencintai orang-orang yang kāfir kepada Allōh & Rosul-Nya ﷺ‎. 📌 Kata Allōh ﷻ‎ di dalam firman-Nya: لَّا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِٱللّٰـهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللّٰـهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ (arti) _“Kamu takkan mendapati kaum yang berīmān kepada Allōh dan Hari Āḳirot saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allōh dan Rosūl-Nya, sekalipun orang-orang itu adalah bapak-bapak, atau anak-anak, atau saudara-saudara, ataupun keluarga mereka.”_ [QS al-Mujādillah (58) ayat 22]. Akan teta...

Cukup Ẓohirnya, Tak Perlu Menduga Yang Disembunyikan

Gambar
Ada narasi-narasi yang memaksa ummat harus berprasangka baik terhadap perbuatan parTAI, karena walaupun kelihatannya buruk, dikatakan ada maksud baik di belakang itu sebab sudah melalui pertimbangan para Dewan Ṡarīàh. Jadi ummat ṫiqoh sajalah kepada parTAI, jangan menyebarkan fitnah. ❓ Pertanyaannya benarkah harus begitu? ‼️ Jawabannya harus dikembalikan lagi kepada Ṡarīàt, yaitu: seseorang dinilai berdasarkan apa yang secara ẓohir ditampakkannya. Dalīlnya adalah: 🔴 Riwayat dari Usāmah ibn Zaid ibn Ḥariṫah رضي الله تعالى عنهما ketika Beliau diutus oleh Baginda Nabī ﷺ‎ ke al-Ḥuroqoh (salah satu daerah di Juhainah) dalam sebuah ekspedisi tempur. Pagi hari sesampainya di sana, Usāmah menyerang kaum al-Ḥuroqoh itu hingga ia dapat mengalahkannya. Dalam pertempuran Usāmah bersama seorang laki-laki Anṣōr bertemu dengan seorang lelaki dari kalangan al-Ḥuroqoh. Pada saat Usāmah mendekatinya, maka lelaki itu mengucapkan "lā ilāha illallōh". Laki-laki Anṣōr yang bersama Usāmah menahan ...

Memilih RAK-US = Aḳofuḍ-Ḍororoin?

Gambar
Ada yang bertanya kenapa sekarang saat ARBw tidak bisa maju PilKaDa, lalu kenapa saya memilih GolPut dan tidak memilih RAK-US sebagai bentuk dari aḳofuḍ-ḍororoin (lesser of two evils – memilih yang lebih ringan di antara 2 kerusakan). Sebab bukankah ada qoidah: وَضِدُّ تَزَاحُمِ ٱلْمَفَاسِدِ يُرْتَكَبُ ٱْلأَدْنَى مِنَ ٱلمَفَاسِدِ (arti) _“Apabila berbenturan pilihan antara 2 mafsadah (kerusakan), pilihlah mafsadah yang paling ringan.”_ Kemudian para ùlamā’ sering mengatakan: مَا لَا يُدْرَكُ كُلُّهُ لَا يُتْرَكُ كُلُّهُ (arti) _“Apabila tak bisa mendapatkan semuanya, maka janganlah tinggalkan semuanya.”_ ❓ Seperti biasa, pertanyaan adalah: "Apakah tepat & berlaku qoidah aḳofuḍ-ḍororoin dalam kasus ini?" ‼️ Jawabannya tentu saja qoidah itu TIDAK BISA dipaksakan untuk membenarkan memilih RAK-US, sebab: 🔴 Pertama, para ùlamā’ fuqohā’ tak pernah mengunakan qoidah darurat yang caranya begitu. Sebab aslinya bukankah tidak ada kedaruratan pasca keputusan MK? Namun parTAI tetap ...

Salah Kaprah Menilai Tanggapan Publik Indonesia Terhadap Kelakuan PKS Dalam Politik Nasional Akhiran Ini

Gambar
Menemukan artikel ini di laman resmi PKS yang diposting pagi menjelasng siang tadi – link: https://pks.id/content/salah-kaprah-publik-indonesia-tentang-pks-dan-peranannya-dalam-politik-nasional – maka sekilas membaca saja sudah terlihat bahwa tulisan ini sarat sekali dengan agenda, sehingga tampak jelas begitu "maksa". People with clear & sound mind will immediately say, "Yeaaah, right!" sambil ngakak. Penulis artikel itu berusaha untuk menyanggah semua premis kritik masyarakat dengan berasumsi bahwa orang-orang yang mengkritik kelakuan PKS itu terlalu sederhana cara berpikirnya karena tak paham politik. Namun si penulis artikel itu gagal memberikan penjelasan tentang "yang tidak sederhana" itu adalah macam apa? Saat ini ummat itu sulit untuk bisa percaya kepada rezim, sehingga siapapun yang bergabung dengan rezim akan dianggap sulit bisa tetap berintegritas dan akan terus memperjuangkan rakyat jelata yang selama ini terzolimi lahir & bāṭin. Adapun...